Minggu Pagi

3.1K 380 204
                                    

Hal pertama yang Alan lihat ketika ia terbangun pagi itu adalah kehadiran Axel di kamarnya. Lelaki itu tidur di atas kasurnya, sementara dirinya ketiduran di meja belajar.

Ia bisa merasakan selimut di tubuhnya, dan karena itu ia tergelak.

"Xel."

Lelaki itu bergeming.

"Axel!!!" Alan melempar tempat pensilnya hingga Axel terbangun dengan wajah terkejut.

"Apaaaannnn?" Tanya Axel. Wajah bantalnya tidak bisa bohong. Dia pasti tidur nyenyak sekali.

"Lo ngapain tidur di situ?" Tanya Alan.

Axel duduk di kasur, mengucek matanya, kemudian memungut kaosnya yang ada di lantai "Nungguin lo." Setelahnya ia keluar dari kamar sambil memakai kaosnya.

Alan mendecak, kemudian ia membersihkan tissue tissue yang ada di atas meja. Membuangnya ke tempat sampah dan setelah itu ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi.

Saat ia keluar, suasana Minggu pagi langsung terasa. Axel yang kembali tidur di sofa, Devin dan Gilang yang tengah bertanding sepakbola lewat perantaraan PS 4. Dan sisanya yang masih belum terlihat.

"Gue mau masak. Lo pada mau makan apa?" Tanya Alan yang memecah fokus banyak orang di sana.

"Apa aja, bang!!" Jawab Devin yang masih memusatkan perhatiannya pada layar tv.

"Terong balado kayaknya enak, Lan" Jawab Gilang dari tempatnya.

"Ok. Ada request lagi ga? Gue ga bawa handphone." Ucap Alan lagi.

Axel yang tadinya tertidur, membuka matanya dan duduk "Nitip."

"Iye." Alan mendecak karena sudah tau apa yang diinginkan Axel.

Setelahnya lelaki itu keluar dari kostan dengan sendal jepit milik Gilang karena sendal itulah yang pertama ia lihat.

Saat ia sampai di depan gerbang, ia melihat seseorang tengah berdiri di bawah pohon jambu monyet sambil celingak-celinguk kebingungan.

Alan pernah melihatnya.

Dan saat itu Alan sedikit bingung, apakah ia harus menyapanya atau langsung lewat saja?

Tetapi kebingungan itu terhenti ketika perempuan itu menoleh ke arahnya lebih dulu.

Alan berdehem singkat sebelum menghampiri gadis itu "Nyari apa?"

"Ng... Ini... Kostan Bhinneka tuh yang mana ya?" Tanya Aretha dengan sedikit kebingungan.

Alan menatap koper dan tas di tangan gadis itu "Lo mau pindah ke kostan Bhinneka?"

"Iya"

"Tapi lo ga tau kostannya yang mana? Kok bisa?" Alan mengerutkan dahi.

Aretha menggaruk pipinya "Waktu itu udah ketemu Bu Eko, terus katanya ada kostan kosong di sekitaran sini... Terus ya udah deh... Aku pindah."

Alan makin bingung, tapi ya udah lah ya "Ini kostannya. Masuk aja, paling nanti—"

Ucapan Alan terhenti ketika suara gerbang yang ditarik membuat mereka terdistraksi.

"Oi, yang mau ngekos di sini ya?" Tanya Sheryl, lagi-lagi dengan tank top legend nya.

"Eh... Iya kak..." Jawab Aretha.

Alan menatap Aretha dan Sheryl bergantian "Dia ga usah lo panggil kak, kalian seumuran. Yang harusnya lo panggil kak itu gue."

"O-oh... Oke... Kak."

Setelah itu Alan langsung pergi.

"WOY LAN!! INI BANTUIN MASUKIN DULU NAPA SI!!!"

"Malesssss!!! Lo sendiri aja sana! Ga usah manjaaaa!!!"

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang