Ibu

1.3K 189 376
                                    

Ren hari ini sudah diizinkan untuk pulang, akhirnya ia bisa bertemu dengan Nirmala atau setidaknya mengecek keadaannya. Karena tidak seorang pun memberitahunya soal keadaan gadis itu.

Ren khawatir.

Ia bahkan tidak bisa berhenti memikirkan Nirmala.

Lelaki itu berjalan ke arah ruangan Nirmala, kemudian ia mengetuk pintunya dua kali sebelum membukanya. Hal pertama yang ia lihat adalah Nirmala yang tengah bersandar di kasur, tatapannya kosong, entah menatap apa.

Ren melangkah mendekat, kemudian ia menghela nafas lega karena Nirmala sudah bisa sadar dan tidak banyak luka berarti.

"Lala??"

Nirmala tersentak mendengar suara itu. Suara yang ia fikir tidak akan ia dengar lagi.

"M-mas Ren?"

Ren terhenyak ketika Nirmala terlihat mencarinya kemana-mana padahal ia berdiri tepat di sebelahnya. Saat itu, dunia Ren terasa runtuh.

"La... L-la, mas di sini..." Ren memegang bahu Nirmala dan gadis itu segera menggenggam tangannya kuat.

"Mas Ren... Ini Mas Ren...?" Tanya Nirmala dengan suara bergetar.

Ren menelan ludahnya dengan susah payah, airmata berkumpul di kedua pelupuknya dan membuatnya ingin menjerit.

Ren segera memeluk Nirmala erat "Nirmala kamu kenapa? K-kamu... Kamu ga bisa liat mas?"

Tangisan keduanya pecah saat itu juga.

"Maafin mas, La... Maafin mas..." Ren terus memeluk Nirmala, tubuhnya gemetar hebat dan ia bahkan tidak ingin mempercayai ini semua.

Ren melepasnya sejenak, kemudian ia menangkup wajah Nirmala nanar "Astagfirullahaladzim Lala... Kenapa bisa kayak gini, La... Kenapa... Kenapa harus kamu—Ya Allah..." Ren merasa kakinya lemas tak bertulang

Nirmala hanya bisa diam karena ia tidak tau mau berkata apa. Oh lebih tepatnya... Belum siap mengatakan apa yang ingin ia katakan.

"Maafin Mas, La... Kalau waktu itu mas ga nekat bawa kamu pergi, mungkin ga akan kayak gini kejadiannya..." Ren terisak-isak, rasanya sangat menyesakkan.

"Mas Ren..." Ucap Lala pelan

"Ya?? Kenapa? Kamu butuh apa, mas bakal turutin semuanya" ucap Ren yang sangat siap mendengarkan.

"Aku... Mau Mas Ren pergi"

Ren mengerutkan dahinya "... M-maksudnya? Lala... Kamu... Kamu marah sama mas ya? Mas minta maaf, La... Mas tau mas salah... Tapi jangan suruh mas pergi..."

Nirmala menggeleng samar "Mas Ren pergi aja. Aku ga mau ketemu mas Ren."

"La—"

"Pergi!!!!!"

Seseorang masuk ke dalam ruangan itu dan membuat Ren menoleh, masih dengan keterkejutannya karena dibentak oleh Nirmala seperti tadi.

"Ngapain kamu ke sini?"

"U-ustadz... Ustadz saya minta maaf—"

"GARA-GARA KAMU ANAK SAYA GA BISA NGELIAT LAGI! PUAS KAMU SEKARANG?!"

Ren mundur satu langkah dengan tangan terkepal. Ia menatap ke arah lantai, pipinya terus dialiri airmata. Ia merasa semua ini memang salahnya.

BRAK!!!

Mungkin semesta memang ingin menghabisinya saat itu juga, Ren hanya bisa menatap nanar ke arah orang yang baru masuk ke ruangan itu.

"BISA-BISANYA GUE BARU TAU ANAK GUE KECELAKAAN DUA HARI SETELAHNYA?!"

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang