Scrunchie

1.6K 230 287
                                    

"Udah sembuh lo?" Tanya Mark sambil mengacak-acak rambut Yuri ketika mereka bertemu di depan lift.

"Ga liat gue udah cantik lagi?" Yuri mengangkat alisnya.

Mark merotasikan bola matanya "Gara-gara siapa dulu?"

Gadis yang dicepol itu menghembuskan nafas sebal "Tapi itu kali terakhir ya lo nginep di apartemen gue tanpa Andrea!"

Mendengar pernyataan Yuri, Mark mengangkat alisnya. Tidak paham mengapa Yuri sangat menolak kehadiran dirinya.

"Emang kenapa sih? Lo takut gue macem-macem? Ya engga lah! Dikira gue gila?" Mark mencebikkan bibirnya sebal.

Yuri menghembuskan nafas, kemudian menatap Mark yang masih dengan wajah tablo nya. Ia hanya diam dan menatap Mark selama beberapa detik sebelum menggeleng, tidak jadi mengatakan apa yang ada di kepalanya.

"Ya intinya ga boleh. Cowok sama cewek yang ga nikah ga boleh tidur bareng apalagi sekasur!"

"Ga berlaku buat kita ga sih, Ri? Maksudnya... Mau kita sekasur pun ga akan ada apa-apa. Liat aja kemaren?" Ucap Mark sambil mengerdikkan bahunya.

Yuri mendengus "Ya itu kemarin, belum tentu—" gadis itu menoleh ke arah pintu lift yang ternyata terbuka, ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum memasang senyumnya "—Hai, Gi!!!!"

Gigi ikut tersenyum "Hai, kak!"

Mark langsung masuk ke dalam lift, menghampiri Gigi. Tetapi ia bingung karena Yuri tidak ikut masuk.

"Lo ga mau masuk? Kita mau ke kantin." Ucap Mark yang terus menahan pintu lift agar tidak tertutup.

Yuri ini sangat peka situasi, makanya ia menggeleng sekarang "Ga dulu deh, gue mau nyamperin Andrea. Kalian makan yang kenyang yaaa~ bye bye~"

Setelahnya gadis itu pergi, dan Mark merasa bingung kenapa Yuri terlihat seperti menghindar dari Gigi begitu.

Apakah ada sesuatu terjadi?

"How's your day???" Tanya Mark pada sang pacar.

"Not bad" Gigi mengerdikkan bahu "How's yours?"

"Great" Mark tersenyum "Tadi aku dapet nilai A, terus waktu dikasih tugas kelompok, aku sekelompok sana Yuri-Andrea, jadi kayaknya aku lagi lucky banget hari ini"

Gigi mengangguk paham.

Kemudian ia menatap pantulan tubuh mereka di pintu lift. Ia tidak tahan untuk bertanya, tapi apakah Mark bisa memaklumi dirinya yang mungkin bisa sangat frontal nanti?

"Mark"

"Hmmm???" Ia langsung memusatkan perhatiannya pada Gigi

Tetapi gadis itu malah menggeleng "Ga deh... Ga jadi..."

Mark mengerutkan dahi, kemudian tertawa dan mengusap kepala Gigi "Lupa ya mau ngomong apa? Nanti kalau inget ngomong ajaaa, aku dengerin"

Gigi bukannya lupa, tapi bagaimana caranya bertanya?

Ia takut ini akan menjadi pertengkaran pertamanya dengan Mark

Tetapi jika ia diam terus juga mungkin suatu saat ia akan meledak karena semua hal yang ia pendam itu

Bagaimana ini?

Akhirnya Gigi menelan semuanya sampai mereka tiba di kantin dan duduk di depan makanan yang mereka pesan.

Mark terlihat makan dengan antusias seperti biasanya. Mark selalu bahagia saat makan, itulah mengapa Gigi sangat suka makan bersama Mark, ia membuat siapapun merasa ingin makan juga.

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang