⚠️⚠️Birthday Boy pt 2⚠️⚠️

1.5K 135 90
                                    

Yang puasa nanti dulu ya bacanya... Hehehe....

***

Apa yang dikatakan Alan ternyata benar, dua bandar miras bukan hanya julukan semata. Bisa-bisanya Axel--si yang empunya acara--bahkan tidak tau apapun soal satu krat alkohol di depannya

"Astagfirullahaladzim... Kalian kapan tobatnya..." Ren cuma bisa geleng-geleng ketika Gilang dan Mark dengan bangga memamerkan barang yang mereka bawa

"Lo ga mau nyoba? Beneran?" Gilang mengangkat alis

Ren mengatupkan tangan, kemudian mengangkat botol Coca Colanya "Ga dulu."

"Lo bertiga?" Gilang menatap tiga orang termuda di sana

"Gue sih ayo-ayo aja" Devin langsung mengambil satu botol dan menuangnya ke gelas

Bian sih masih bingung mau minum atau tidak, jadi dia memilih untuk minum cola saja seperti Ren.

"Gue ga ditanya?" Axel mengangkat alis

"Ni setengah krat juga abis sama lu mah!" Gilang merotasikan bola matanya "Lan, minum ga? Eh? Apa ga boleh?"

"Boleeh" Alan mengambil satu botol dan menuangnya ke gelas, ia mencicipinya sedikit "Kayak ada pait-paitnya gitu ya?"

Mendengar itu Axel tertawa "Ya lo pikir manis doang gitu?"

"Kalo mau manis jangan minum cap orang tua, Lan. Minum Marjan." Gilang tertawa disusul dengan Mark yang memang senang menertawakan segala hal

Karena ditertawakan, Alan jadi berambisi kalau ia harus bisa minum alkohol! Enak saja! Dirinya kan sudah dewasa! Masa iya dia mau terus-terusan ada di dalam cangkang?

"Lo beneran ga mau nih, Ren?"

Ren menghela nafas "Gue ga minum alkohol aja ga dikasih restu sama Ustadz Somad, gimana kalo minum?"

Mark menepuk-nepuk bahu Ren "Aduh... Kasian banget... Lo udah effort bertahun-tahun loh, Ren, masa iya Ustadz Somad ga tergerak hatinya?"

"Ya nyatanya gitu..." Ren menunduk "Udah mana nyokap gue juga ga setuju gue sama Nirmala. Katanya Nirmala cuma bakal jadi beban buat gue. Padahal gue aja ga pernah merasa terbebani!"

"Kira-kira kita bisa bantu apa?" Tanya Mark

Ren menggeleng "Paling cuma masalah waktu. Ga ada yang bisa diubah juga kok"

"Ada" Alan menyahut "Sumber semua ini kan karena satu hal. Kecelakaan hari itu."

"Iya, makanya gue bilang ga bisa diubah" Ucap Ren dengan helaan nafas gusar

"Bisa kok" Jawab Alan "Kita tinggal cari pelaku yang udah nabrak kalian. Terus suruh dia tanggung jawab. Mata ganti mata, of course."

"... Lo kalo mabok emang jadi serem gini apa gimana dah Lan?" Gilang mengerjapkan matanya

Axel terdiam sejenak.

Seolah menangkap sesuatu dari perkataan Alan itu.

"Tapi udah lama banget. Bakal susah ga sih nyari pelakunya?"

"Engga kok. Gampang." Alan tersenyum miring "Gue tau pelakunya siapa."

Ren mengerutkan dahi "Ini lo ngelindur ga sih?"

"Engga" Alan menggeleng "Orang yang bikin kalian kecelakaan itu orang yang sama yang bikin hidup gue terganggu akhir-akhir ini. Pokoknya lo tenang aja, gue janji Nirmala bakal bisa liat lagi"

Karena ucapan Alan itu, semua orang terdiam. Aura yang dipancarkannya sangat berbeda daei Alan yang biasa. Alan yang tiap hari datar kini jadi sangat menyeramkan.

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang