Pamit

1K 164 206
                                    

Sheryl menatap lawan bicaranya dengan tatapan malas. Ia tau Setta memang saudara yang baik, tapi karena Setta pula ia jadi anak yang terbuang di keluarganya sendiri.

Memang sih, mungkin dibandingkan Setta, Sheryl ini biasa aja. Tapi kan bukan berarti mereka harus dibeda-bedakan!

"Lo mau ngomong apa deh cepet" Sheryl berseru malas

Setta tersenyum, kemudian memberikan sebuah kotak.

"Apaan nih?"

"Kamera" Jawabnya

Sheryl mengerutkan dahi "Kamera?"

"Lo pengen banget punya kamera polaroid kan? Nih gue beliin" ucap Setta masih dengan senyumnya

"...." Sheryl memicingkan matanya "Lo ada butuh sesuatu dari gue ya?"

Setta menggeleng "Engga kok"

"Bohong."

Akhirnya Setta menghela nafas "Iya deh... Gue ngakuuu... Sebenernya gue mau minta bantuan"

"Bantuan apa?" Sheryl mengangkat alis

"Aretha masih di kostan lo kan ya?" Tanya Setta pelan

"WAH ANJING LO!" Sheryl tau-tau menggebrak meja "Jangan bilang lo mau nikung Alan?! Ga! Ga akan gue bantuin!"

Setta mengibaskan tangannya "Engga! Ga gitu! Gue cuma mau—"

"HALAH BACOT LO! Heh! Meskipun Alan ngeselinnya tingkat dewa, gue ga akan jadi tangan kanan lo buat ngerebut Aretha ye! Gue ini masih punya hati nurani!" Sheryl mendorong kotak berisi kamera tersebut "GUE GA TERIMA SUAP BENTUK APAPUN. TITIK."

"Dengerin dulu bisa ga?"

"GA MAU! Omongan lo persuasif banget! Gue ga mau ketipu!" Sheryl menutup telinganya

Akhirnya Setta menarik tangan Sheryl agar mau mendengarnya sebentar saja "Gue cuma mau minta tolong lo kasih sesuatu ke Aretha—"

"LO MAU NGASIH PELET YA?! WAH GA BENER!" Sheryl geleng-geleng

Gini banget punya saudara tiri... - Setta

Karena sudah lelah, Setta memberikan sebuah tottebag pada Sheryl. Gadis itu mengintip isinya dan bisa melihat ada sebuah scarf di sana.

"Punya Aretha. Gue mau minta tolong balikin ke dia aja" ucap Setta pelan "Walaupun gue masih sayang sama dia, tapi gue tau ngerebut dia dari pacarnya yang sekarang juga ga bisa dibilang benar."

Sheryl menatap scarf tersebut dalam diam. Ternyata dia salah sangka. Dengan sedikit canggung Sheryl menatap Setta tepat di mata.

"Ya... Kirain kan lo anaknya ambis banget" ucap Sheryl sambil mengerucutkan dahi

"Buat apa ngejar orang yang udah jadi garis finish buat orang lain?" Tanya Setta dengan alis terangkat.

Sheryl mengangguk "Bener sih. Eh tapi kalo ga salah Alan mau pergi ke Singapura deh, gue denger dari Gilang kemaren"

Setta terdiam sejenak.

Itu artinya Alan akan berada di radar yang jauh dari Aretha selama kurun waktu yang belum ditentukan?

Wah...

Setta merasa dejavu.

"Kenapa diem?" Tanya Sheryl

"... Lo mau bantuin Alan kan?" Tanya Setta balik

Sheryl diam saja, enggan menjawab.

"Temenin Aretha setiap kali lo bisa. Jangan biarin dia ngerasa sendirian, karena kalau engga..." Setta menunduk sejenak "Pokoknya jangan bikin Aretha mikir kalau orang yang peduli sama dia cuma Alan."

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang