⚠️Jangan Berisik⚠️

2K 225 246
                                    

Sudah tiga hari semenjak pulangnya Alan ke kostan, dan lelaki itu juga sudah sepakat untuk menjalani kemoterapi selama seminggu tiap bulan. Tidak banyak yang berubah selain fakta bahwa anak-anak kostan terpaksa harus belajar masak semua.

Termasuk Bian.

Dari banyaknya bakat yang Bian punya, memasak itu tidak termasuk ke dalamnya.

Bian bukannya tidak mau belajar, tapi ia memang merasa bahwa dirinya tidak terlahir untuk memasak.

Tapi syukurnya Jane bisa memasak meski hanya masakan basic. Setidaknya Bian tidak perlu susah-susah mencari restoran enak kalau Jane bisa membuat perutnya kenyang.

"Kamu main handphone mulu... Ada apa sih?" Tanya Bian yang tadinya sedang menikmati roti bakar buatan Jane, dan berakhir menatap gadis itu heran.

Jane langsung menaruh ponselnya, kemudian meraih garpu milik Bian sebelum menyuapkannya ke dalam mulut.

"Gapapa" jawabnya

"Chattan sama siapa??" Tanya Bian karena wajah Jane itu terlihat tidak seceria biasanya

"Ga chattan sama siapa-siapa" Jawab Jane tanpa menatap Bian

Lelaki itu menghela nafas, kemudian meraih pipi Jane dan membuat gadis itu menatapnya.

"Ada apa?? Siapa yang bikin badmood? Kiara lagi?" Tanya Bian

Jane menggeleng, kemudian menjauhkan tangan Bian dari pipinya.

"Gapapa Biiiii" Ucapnya dengan senyum terpaksa "Aku mau pipis dulu ya?"

Setelahnya Jane berdiri dan langsung pergi ke toilet. Sementara itu ponselnya yang ditinggal begitu saja mendadak bergetar dan membuat Bian yang tadinya enggan kepo menjadi penasaran tingkat lanjut.

Bian membalikan ponsel Jane, kemudian layarnya langsung tertera nama yang sudah Bian duga sebelumnya.

Kiara is calling...

Tanpa ragu Bian mengangkatnya dan diam saja selama beberapa detik

"Berani juga lo angkat telfon gue? Kenapa? Udah ga jadi pengecut?"

Bian menghela nafasnya, kemudian menyandarkan diri di kasur, menunggu Kiara selesai berbicara

"Lo kira kalau lo jadian sama Bian, lo bakal jadi princess khayangan gitu? Hell no! Justru gue kasian sama Bian harus pacaran sama cewek modelan lo!"

Bian mengangkat alisnya, kemudian menatap ujung kukunya sendiri

"Denger ya, bitch! Mau sampai kapanpun yang namanya cewek pelakor bakal selamanya jadi pelakor!!! Mau lo jadiin korban ke berapa tuh si Bian? Pelacur kayak lo—"

"Buset, kotor banget mulut lo?"

"... Bian?"

"Kenapa? Kaget? Ngapain lo neror cewek gue sampe segininya, Ki? Emang kalau udah diserang, gue bakal naksir lo? Atau gue bakal ninggalin Jane? Lawak juga halusinasi lo" ucap Bian dengan ekspresi tidak sukanya, jika Kiara melihat wajah Bian sekarang, ia pasti akan mati lemas karena takut.

"Bian kamu salah paham—"

"Lo ngatain Jane pelakor dan pelacur tuh maksudnya gimana?! Bagian mananya yang gue salah paham?" Bian mengangkat dagunya, menahan kesal.

"Tapi kamu juga malu kan punya pacar kayak Jane! Buktinya kamu ga pamerin dia di sosmed kamu! Atau jangan-jangan kamu cuma pura-pura ya pacaran sama Jane? Biar bikin aku cemburu?"

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang