"Alaaaaannn~~~~"
Tok Tok Tok Tok Tok
"Alaaaaannnnn!!! Mau nasi goreeeengggg" Gilang kembali mengetuk pintu kamar Alan dengan lebih heboh karena tidak ada jawaban.
Bukannya Alan yang keluar dari sana, tetapi malah Axel.
"Lah? Alan mana? WOI LU NANGIS?" Tanya Gilang dengan nada terkejut karena mata Axel terlihat sembab.
Axel mengerutkan dahinya, kemudian ia menatap cermin yang paling dekat. Setelahnya ia mengumpat dalam hati.
"... Ga tau. Gue mimpi kali?" Jawab Axel datar sambil menutup pintu kamar Alan dan menguncinya dari luar.
Gilang makin heran "Alan ga ada di dalem?"
Axel menggeleng.
"Loh? Tumben amat pagi-pagi udah pergi? Dia ga nyiapin sarapan gitu—"
"Emang lo pikir Alan pembantu lo?" Tanya Axel sambil menoleh ke arah Gilang dengan wajah marahnya.
Gilang mengangkat dua tangannya "Santai kali mas... Kan biasanya dia emang suka nyiapin sarapan...? Lo kenapa sensi dah..."
Axel menghembuskan nafas kesal. Kemudian ia menoleh ke arah lain.
"Lo sama Alan berantem lagi?" Tanya Gilang yang kini jadi ingin tau tentang masalah Axel. Ia terus mengikuti lelaki itu dan duduk di sebelahnya.
"Engga." Axel menjawab datar, kemudian ia menyalakan televisi "Dia ada urusan... Ga tau kapan baliknya"
Gilang mengangguk-anggukkan kepala, mencoba paham padahal masih penasaran.
Axel hanya menggonta-ganti channel TV tanpa tau ingin menonton apa. Sejujurnya ia gelisah dan tidak bisa memikirkan apapun.
"Alan????" Mark keluar dari kamar sambil membawa ponselnya.
"Alan-nya ga ada." Ucap Axel tanpa menoleh.
Mark mengerutkan dahi, kemudian duduk di sebelah Axel.
"Alan kemana, Xel? Semalem juga ga ada di kostan kan?" Tanya Mark dengan wajah clueless nya.
Axel menelan ludahnya setiap kali jawaban itu muncul di kepala "Ga tau. Ada urusan."
Mark cuma bisa mengangguk walau ia belum mendapat jawaban yang jelas.
Suara langkah kaki terdengar, kemudian tak lama ketukan pintu juga terdengar.
Tok Tok Tok
"Mas Alannnn~~~"
Axel memejamkan matanya kuat-kuat "Bisa ga sih lo semua berhenti nyariin Alan?!"
Semua orang diam di tempatnya dan saling memandang karena Axel tiba-tiba marah. Tetapi bukan itu saja yang membuat mereka terkejut.
Melainkan karena pintu kamar Axel tiba-tiba terbuka dan menampakkan seseorang di sana.
Awalnya Mark hampir mengira itu Miss K, tetapi ternyata bukan Jin Qarin tapi Karin beneran.
"ANJ—Kok bisa ada elu?!!!" Gilang memegangi dadanya karena terkejut.
"Ng... Sorry—" ucapan Rindu terhenti karena Axel menghampirinya dan langsung membawanya masuk kembali ke kamar.
Sebelum menutup pintunya, Axel menghela nafas "Nanti gue jelasin kenapa Rindu di sini... Tapi sumpah demi Tuhan niat gue ga buruk."
Barulah setelahnya ia menutup pintunya dan menghampiri Rindu yang sudah duduk di kasur.
"Kenapa keluar?" Tanya Axel pelan.
"Tadi lo bahas soal Alan... Gue cuma ngerasa ada yang ga beres. Dia kemana sih?" Tanya Rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Warna 1 Asa [END]
Fanfictionrainbow ; a combination of 7 different colors that came after the storm /// Mark-Gigi ; about selflove Ren-Nirmala ; about falling in love in all conditions Axel-Rindu ; about revenge Gilang-Sheryl ; about friend zone Dylan-Aretha ; about who stay...