Rindu terus bolak-balik di ruang tamu sambil membawa kotak obat yang masih tidak yakin akan ia berikan pada Axel atau tidak. Ia bimbang, apakah Axel akan menerimanya? Atau lebih baik Rindu cuek saja seperti biasanya?
"Lo kenapa sih, Kak?" Tanya Sheryl dengan alis terangkat.
Rindu menghela nafas, kemudian duduk di sofa "Menurut lo... Gue harus ngasih obat ke Axel ga?"
"Ohh... Perkara tadi siang?" Tanya Sheryl "Telat ga sih? Udah malem gini... Udah keburu infeksi. Mending kalo mau nengokin kasih makanan aja"
"Kalo gue ga nengokin jahat ga?"
Sheryl berpikir sejenak, kemudian menggeleng "Dia pasti paham lo ada di pihak cowok lo."
"Jujur gue ga tau mau mihak siapa... Soalnya gue belum tau masalah sebenernya kenapa." Ucap Rindu.
Mereka bisa mendengar suara gerbang yang ditarik. Tetapi mereka membiarkan saja karena sudah tau pasti salah satu anak kostan akan datang.
"Tapi lo tuh ada di posisi yang harus mihak cowok lo ga sih? Bukannya gue sotoy ya... Tapi... Lo keliatan ga bebas." Ucap Sheryl.
Rindu menelan ludahnya dengan susah payah. Kemudian menghela nafasnya.
Benar kata Sheryl.
Dia memang tidak sebebas merpati.
Rindu tidak tau apakah Frans mengekangnya karena ia sangat mencintai dirinya atau hanya agar Rindu tidak bisa kemana-mana...
"Misi."
Sheryl dan Rindu kompak menoleh dan sama-sama terkejut melihat Axel dengan wajahnya yang terlihat sudah diobati tapi tidak bisa dibilang membaik.
"Kenapa, Xel?" Tanya Sheryl yang mewakili Rindu.
"Mau ketemu Karin." Jawabnya.
"Masuk lah sini." Sheryl mengerdikkan bahu dan langsung pergi untuk membiarkan keduanya mengobrol.
Sementara itu Rindu mencoba mengatur ekspresinya agar tidak terlalu panik.
Axel duduk di single sofa, sementara Rindu duduk di sofa panjang.
"Ini obat buat siapa? Shit—dia mukulin lo lagi?" Tanya Axel dengan mata menyalak.
Rindu langsung menggeleng "Engga. Gue ga dipukulin..."
Terlihat raut lega di wajah Axel sebelum lelaki itu menunjuk dahinya sendiri "Tapi kepala lo gapapa kan? Tadi dia ngedorong lumayan kenceng tuh"
"Serius lo nanyain keadaan gue padahal muka lo separah ini?" Tanya Rindu yang tidak paham lagi isi kepala Axel.
Karenanya Axel langsung menyadari ucapannya.
Benar juga.
Padahal di sini dia yang lebih parah.
"Jadi ini obat buat siapa?" Tanya Axel.
"B-buat... Buat Aretha. Tadi katanya dia nyari Betadine, ga tau buat apa." Ucap Rindu asal.
"Aretha siapa?"
"Penghuni baru di sini. Baru nyampe tadi siang. Kayaknya sih sekarang lagi sibuk ngurusin kamarnya" jelasnya
Axel memiringkan kepalanya "Katanya cantik ya?"
"Emang kalo cantik kenapa?" Tanya Rindu dengan alis terangkat.
Axel tertawa, kemudian mengerdikkan bahunya "Cuma penasaran secantik apa."
Rindu merotasikan bola mata indahnya.
"Temenin gue yuk" ucap Axel.
"Ke...?"
"Makan nasi goreng."
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Warna 1 Asa [END]
Fiksi Penggemarrainbow ; a combination of 7 different colors that came after the storm /// Mark-Gigi ; about selflove Ren-Nirmala ; about falling in love in all conditions Axel-Rindu ; about revenge Gilang-Sheryl ; about friend zone Dylan-Aretha ; about who stay...