⚠️ Fana ⚠️

2.5K 305 363
                                    

Rindu menatap dirinya dari pantulan kaca. Ia benar-benar tertutup dari leher sampai ke kaki.

Harusnya orang-orang tidak akan tau kalau ada lebam-lebam yang tercetak jelas di tubuhnya kan?

Rindu kemudian menarik nafasnya, lalu berjalan ke kelasnya. Ia terus menunduk dan menatap ke arah sepatunya tanpa berani menatap ke depan.

Walaupun rasanya masih sakit semua, Rindu harus kuliah hari ini.

"Astaga, sayang... Tadi kamu ke sekolah naik apa? Aku jemput ke kostan kata temen kamu kamunya udah duluan..." Ucap Frans yang membuat Rindu berhenti berjalan dan mencoba memberi jarak.

"Aku naik angkot" jawab Rindu seadanya sebelum masuk ke dalam kelas dan duduk di kursinya.

Tentu saja Frans duduk di sebelahnya.

"Kamu masih marah ya sama aku? Kan kamu tau aku ga akan gitu kalau kamu ga chattan sama Axel... Kamu tau kan aku ga suka banget sama dia?" Tanya Frans sambil terus berusaha menatap mata Rindu.

"Sayang... Jawab donggg"

Rindu mengelupas kukunya sendiri karena rasa cemas menyelimuti dadanya.

"Eh sebentar... Ini kamu pake topinya siapa?"

Deg!

Rindu menelan ludahnya dengan susah payah.

Tidak mungkin kan Frans tau kalau ini topi milik Axel?

"I-ini topinya Sheryl." Jawab Rindu tanpa berani menatap Frans sama sekali.

Frans memicingkan matanya "Masa sih? Kok kayaknya aku pernah liat topi ini... Dipake Axel?"

Jantung Rindu berdetak tidak karuan.

Frans membuka topi itu secara paksa, kemudian benar saja. Ada nama Axel di sana.

Ia tau betul Axel memang suka memberi nama pada barang-barang yang dia anggap miliknya.

"Beneran topi Axel?" Tanya Frans dengan tatapan tajam.

"F-Frans... Aku bisa jelasin—"

"SELINGKUH LO SAMA DIA?!"

Rindu tersentak dan menggeleng kuat "Engga, Frans... Engga..."

Frans langsung melempar topi itu ke wajah Rindu "Terus ini apa, bangsat?!"

Rasanya hidung Rindu terasa nyeri karena lemparan Frans tadi benar-benar kencang.

Saat itu juga ia merasa darah mengalir dari hidungnya.

Drrrttt... Drrrttt... Drrrttt....

Axel is calling...

Rindu menatap layar ponselnya, kemudian ia langsung pergi keluar dari kelas secepat mungkin karena ia takut Frans mengejarnya.

Setidaknya semakin ramai tempatnya, kemungkinan ia akan disakiti lebih kecil.

"Halo, Rin, tadi luka nya udah diobatin lagi belum—"

"Xel... Lo dimana..."

"Kampus, lo kenapa?!"

"Bisa ketemu gue di parkiran? Maaf kalau ngerepotin—"

"Gue ke sana. Jangan matiin telfonnya."

Rindu menurut dan terus berlari sampai ke parkiran dan bersembunyi di pos satpam.

Rindu menyeka darah dari hidungnya dengan bajunya sendiri dan ia baru sadar kalau ternyata ia mimisan cukup parah.

"Lo dimana? Gue di parkiran."

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang