"Ck. Sial."
Axel mengumpat karena Liora tidak menjawab pesannya. Mungkin untuk sebagian orang itu wajar mengingat ia mengirim pesan hampir tengah malam.
Tapi Liora bukanlah orang yang suka tidur cepat, seingat Axel.
Jadilah mau tidak mau Axel mencari perempuan lain, mestinya tidak akan terlalu sulit karena ia memang sudah cukup terkenal seolah ia adalah pelanggan tetap.
Ia menghubungi salah seorang kenalannya dan ia langsung mendapatkan sebuah nama dan alamat yang harus ia datangi malam ini.
Tidak terlalu jauh, ya... Setimpal lah dengan keinginan Axel untuk kabur sejenak.
Axel sampai di kamar hotel lebih dulu. Ia merebahkan dirinya di atas kasur dan perlahan memejamkan matanya.
Rindu benar-benar sukses membuat dirinya kesal hari ini.
Padahal kalau boleh jujur, Axel sudah berkali-kali ingin mencoba untuk move on karena Rindu selalu bersikap seolah Frans adalah segalanya. Seolah jika mereka dipisahkan, salah satu diantaranya akan binasa. Tetapi di saat yang sama pula, kejadian itu akan kembali terulang.
Iya.
Kekerasan yang dilakukan Frans pada Rindu itu bukanlah suatu hal yang bisa Axel abaikan.
Dan sangat aneh karena Rindu menganggapnya seolah semua itu tidak ada artinya.
Sial.
Axel benar-benar kesal.
Drrrttt.... Drtttt... Drrrrttt....
Y is calling...
"Apaan?"
"Bro, gue lupa ngasih tau... Yang ini baru pertama kali."
Axel mengangkat dua alisnya tinggi "Bangs—kan lo tau gue ga pernah nerima yang begitu!"
"Ya udah lah Xel... Sekali-sekali. Lagian lo mintanya dadakan sih..."
"BIASANYA JUGA DADAKAN!"
"I-iya sih hehe... Tapi lo mintanya hari Jumat anjir! Udah tau suka rame! Masih mending ada yang mau ngambil, Xel. Terima aja udeeee"
Axel menghembuskan nafas kesal. Ia baru mau menjawab sebelum suara pintu terketuk dari luar.
"Hhhh... Ya udah siapa namanya?"
"Tumben nanyain nama..."
"Tinggal jawab, jing."
"Nyante, bos.... Namanya—"
Cklek!
"—Vanesha"
Mata keduanya bertemu dan baik Axel maupun gadis itu sama-sama hampir terjungkal ke belakang.
"... K-kak Axel...?"
Axel benar-benar kaget sampai ia menjatuhkan ponselnya.
"Lo... Salah kamar?" Tanya Axel yang mencoba berpikiran positif, tapi sungguh tidak bisa karena Nirmala yang ada di depannya ini bukan seperti Nirmala yang biasa ia lihat di kostan.
Maksudnya, cara berpakaiannya.
"A-aku..." Nirmala benar-benar tidak mampu menjawab apapun.
Seolah semua harga dirinya jatuh ke titik terendah.
Ia hampir kabur, tapi Axel menahan tangannya.
"Gue rasa lo ga salah kamar." Axel dengan cepat menyimpulkan "Wanna come in?"
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Warna 1 Asa [END]
Fanfictionrainbow ; a combination of 7 different colors that came after the storm /// Mark-Gigi ; about selflove Ren-Nirmala ; about falling in love in all conditions Axel-Rindu ; about revenge Gilang-Sheryl ; about friend zone Dylan-Aretha ; about who stay...