Lindung

1.6K 253 477
                                    

Mules.

Sheryl mendegus geli mengingat alasannya kabur kemarin. Kenapa juga ia harus kabur sih? Padahal kan seharusnya dia ikut bahagia saat Gilang bilang dia punya pacar?

"Lo prik banget, Ryl. Asli." Sheryl mengumpati dirinya sendiri.

"Ya emang kenapa kalo Gilang punya pacar? Bagus lah! Dia kan ga perlu ngejailin lu terus! Inget Ryl, lo harusnya ikut bahagia!" Sheryl kembali bermonolog.

Bodo amat dikatain gila sama temen sekostan nya yang lain, Sheryl mau ngomong sendiri sepuasnya aja.

Sheryl akhirnya buka akun Spotify nya, tapi dia lupa kalau akunnya udah ga premium lagi. Daripada harus denger 'Roti dan selai, bunga dan kumbang, romeo dan juliet. beberapa hal dalam hidup, memang ditakdirkan untuk selalu bersama. sama halnya dengan dengerin lagu secara offline tanpa iklan...' mending Sheryl pinjem akun Spotify nya Gilang.

Entah karena terbawa suasana atau bagaimana, Sheryl memilih untuk mendengarkan playlist mix bad mood sampai gumoh.

Hingga akhirnya sampailah pada lagu Now I Know milik Kaleb J. Sheryl yang awalnya asik tiduran, langsung duduk tatkala mendengar liriknya.

"... Bangsat. SIAPA SIH YANG BIKIN NI LAGU?!" Sheryl jadi ngamuk.

Sheryl jadi ingat saat pertama kali lagu ini dirilis, ia benar-benar mengutuk penciptanya karena ia merasa tidak masuk akal saja. Kenapa dalam persahabatan harus ada yang jatuh cinta? Kekanak-kanakan sekali?!

Tapi entah mengapa setelah mendengarnya detik ini. Ketika ia juga teringat kata-kata Bian, apakah yang terjadi pada Gilang sudah diberi spoiler besar di lagu ini?

Tapi kalau iya...

Kenapa bisa Gilang menyukainya?

Kenapa Gilang yang blak-blakan tidak pernah menyatakan perasaannya?

Kenapa Gilang harus melampiaskan semuanya pada Sofia?

Kali itu, Sheryl menggeleng. Mengusir semua pemikiran aneh di kepalanya. Karena menurutnya sudah tidak masuk akal.

"Engga lah anjir." Sheryl mendengus "Daripada lo mikirin Gilang naksir lu atau engga, mending lo pikirin baik-baik! Lo naksir dia apa kaga?!"

Sheryl mencebikkan bibirnya sebal.

"Kalau iya... Jangan." Ucap Sheryl pelan "Mending lo lupain semuanya... Karena udah telat."

Sheryl mengusak kepalanya sendiri karena frustasi sekali "AELAH RYL!!!!!!!!!!!"

Cklek...

"Sheryl...? Kamu kenapa??"

Sheryl menoleh, kemudian menggeleng "Sorry. Gue berisik ya?"

Nirmala menggeleng "Engga kok. Eh aku mau ke kostan putra. Kamu mau nemenin ga?"

Sheryl menghela nafas "Ya udah. Bentar pake jaket dulu"

"Oke. Aku tunggu di luar ya~" Nirmala kemudian menutup pintu kamar Sheryl.

Gadis berambut sebahu itu bangun dari kasur, kemudian membuka lemarinya.

"... Shit" Sheryl spontan mengumpat karena isi lemarinya penuh dengan jaket Gilang.

Ia mengambil satu jaket denim milik Gilang, kemudian ia memakainya.

"Kenapa dia ga pernah minta dibalikin ya?" Sheryl menghela nafas, kemudian mengerdikkan bahunya dan keluar dari kamar.

Alasan kenapa Sheryl mau ke kostan putra karena ia tau Gilang pasti sedang bekerja di warung Ko Sicheng. Ia juga bingung kenapa Gilang harus bekerja di warung Ko Sicheng padahal sebenarnya ia berasal dari keluarga yang cukup berada.

7 Warna 1 Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang