"Utututu... Bayi besar jatuh." Pemuda sekitar tinggi seratus tujuh puluhan ke atas itu sigap membawa tubuh nevan ke gendongan nya.
Darrel tertawa. "Bayi memanggil bayi."
Dion yang sedang di sindir mendelik sinis. "Siapa yang kau sebut bayi?! Jangan karena tubuh ku yang pendek dari kalian bisa mengatai ku seperti tadi."
Zefran tidak peduli perdebatan teman nya malah berlari kecil mendekat ke arah dion, lebih tepat nya ke arah nevan yang tidak terdengar suara sedari tadi. Jangan bilang nevan pingsan, alay sekali.
"Kembalikan padaku."
Dion menyerahkan nevan dengan wajah sedikit tidak terima. "Baru juga sebentar."
"Hei, Nevaniel kamu dengar." Zefran mengangkat dagu sang adik menggunakan telunjuk. "Apakah sakit?"
Nevan mengulum bibirnya agar tidak mengeluarkan isak tangis memalukan. Anak 14 tahun tersebut harus terlihat dewasa di depan teman abang nya. Meskipun saat ini ia sangat ingin berteriak sekencang-kencang nya pada zefran kalau jatuh itu pasti sangat sakit.
"Akhh.. Sshh, jangan di tekan!" Seru nevan menepis tangan zefran yang menekan kening nya.
"Siapa di luar zefran?"
Atensi semua remaja laki-laki teralihkan ke pintu utama yang terbuka lebar. Terlihat gerald dengan pakaian santainya berjalan mendekat sambil membawa botol yang berisi susu.
"Halo, uncle. Apa kabar?" Dion si periang lebih dulu menyapa dengan senyum cerah khas nya.
Gerald mengangguk sambil membalas uluran tangan para teman putra nya yang ingin bersalaman. "Baik, kenapa diam disini? Masuklah."
Darrel menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Ia bingung harus menjawab apa.
"Zefran, lain kali kalau ada tamu ajak ma--" Gerald menjeda ucapan ketika matanya menemui seperti benjolan berwarna merah kebiruan di kepala nevan. "Kenapa dengan dahi adik mu?!"
"Hiks papa~"
Gerald mengambil alih tubuh nevan dengan terburu-buru ketika tangan kecil itu mengangkat ke arah nya. Nevan pun tidak peduli lagi jika mengeluarkan air mata dan sekarang di tatap teman-teman abang nya.
"Dia jatuh saat berlari," Jawab zefran jujur.
Gerald menepuk-nepuk pelan punggung putra bungsu nya dengan pelan. "Jika waktu ke depan nya terjadi lagi seperti ini, maka papa akan merantai kaki mu, nevan. Dasar bocah nakal, kamu tidak pernah mendengarkan saat di nasehati."
Dion menatap horor punggung gerald yang semakin menjauh menuju ke dalam rumah sambil mengomel tanpa henti. Ia bercak sambil menggelengkan kepala nya. "Orang tua kalian lebih berbahaya dari pada ibu ku."
Zefran terkekeh pelan. "Sudah biasa. Ah iya.. Kenapa kalian bisa di sini?"
"Aku kabur dari rumah." Kata darrel mengambil tas nya yang sudah di pastikan berisi pakaian pemuda itu. "Menginap beberapa hari tidak masalah 'kan?"
"Hm, lalu kalian?" Zefran menatap dion dan teman nya yang sedari tadi diam, bahkan mengeluarkan ekspresi saja tidak.
Dion mendekat ke arah teman datar nya itu, lalu menggandeng tangan seperti sepasang pengantin. "Kami pengikut setia, benar bukan Joseon?
Joseon mengangguk kaku, membuat dion, darrel serta zefran menghela nafas bersamaan.
Dasar mayat hidup! Tapi Sayang nya tampan.
🕸🕸🕸
Di sebuah kamar berwarna putih dan hitam, seorang pria tengah menggendong anak yang tertidur sambil menyesap nipple silikon, membuat benda lentur itu mengalirkan susu ke dalam tenggorokan si kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
NEOTEROS [END]
General Fiction[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yang berumur 14 tahun dengan tubuh pendek di tambah wajah nya yang baby face membuat banyak orang berpi...