54. [ Terungkap ]

7.3K 548 33
                                        

"Akhh sialan!!"

Dugh!

Seorang remaja meringis kala tubuhnya terbentur tembok akibat dorongan keras. Sedangkan si pelaku mengibas-ngibas kan jari nya karena baru saja di gigit hingga menimbulkan bekas deretan gigi.

"Berani sekali kau!"

Remaja yang tidak lain adalah Nevan bergetar ketakutan. Ia baru saja di seret oleh orang misterius dengan pakaian tertutup di depan nya ini bersama Tiffany. Nevaniel tak tahu tempat dimana dirinya dibawa, tapi ia yakin jika ruangan remang-remang ini masih di dalam rumah Gerald.

Sebuah ruangan seperti gudang, berisi kardus cadangan sembako, alat pembersih dan semacam nya.

"Si-siapa?"

Seseorang yang hanya terlihat garis matanya itu tertawa pelan. "Malaikat maut mu, sayang."

Nevan semakin bergetar ketakutan, matanya beralih menatap Tiffany yang berjalan menuju pintu untuk keluar. "Tidak! Tunggu Nevan."

Sebelum tubuh nya sempat berdiri, pipi chubby itu lebih dulu di tampar. Bunyi keras yang baru saja terjadi membuat siapa saja ngilu mendengar nya.

"Sakit.." gumam si kecil samar sambil memegang pipi nya yang mulai memerah, sangat kontras dengan warna kulit sebelum nya. Isak tangis mulai keluar dari bibir Nevan, ini bahkan lebih kasar dari perlakuan Davina, grandma nya. "Hiks, Nevan salah apa."

Terdengar kekehan sinis dari pelaku penamparan. "Bukan kau yang salah, nak. Tapi ibu mu."

Dengan berani Nevan mendongak dan menatap tajam orang di depan nya. "Nevan tidak punya ibu!"

"Aku tidak peduli dengan kisah hidupmu yang menyedihkan, tapi suami ku meninggal karena ibu mu Nevan!!"

Nevaniel menggeleng cepat ketika melihat sebuah pisau yang mengkilap bersih mengarah pada nya. Ia berusaha menjauh namun lagi-lagi akibat jarak keduanya terpaut cukup dekat membuat Nevan tidak punya banyak cukup ruang hingga tubuh nya kembali terkunci.

Sekuat tenaga anak bungsu dari Gerald itu melepaskan diri. Hingga tak sengaja tangan nya menarik masker yang berhasil membuat wajah orang misterius itu terlihat sepenuh nya.

Tersentak, keduanya terkejut bukan main sampai pergerakan mereka mematung.

"ANAK SIALAN!"

Thrust!

Benda tajam berbahan besi itu berhasil tertanam sekitar 7 cm di dada bagian kanan. Adrenalin terpacu dengan cepat kala sebuah benda asing menembus tubuh nya tanpa aba-aba. Detak jantung si kecil tidak beraturan berhasil membuat kening nya berkeringat panas dingin.

Sebuah rasa sakit dan kesemutan langsung melanda tubuh nya, refleks tidak dapat bergerak, kedua tangan menggenggam kuat, mulut kecil nya sedikit terbuka namun tidak ada suara yang keluar dari sana.

Sementara pelaku penusukan terlihat gelisah, nampak keringat sebesar biji jagung membasahi dahi nya.

Brak!

Dobrakan pintu berhasil membuat atensi pelaku beralih ke arah sumber suara. Sedangkan Nevan hanya dapat mendengar tanpa bisa memberikan reaksi apapun. Akibat rasa sakit yang makin bertambah setiap detik nya.

"I-ibu?"

Yang di panggil menggeleng pelan. Ia bangkit dari posisi yang sebelumnya mengunci pergerakan si kecil. Kaki itu melangkah perlahan menuju sosok pemuda yang berdiri di ambang pintu. "Ryan.. ibu berhasil. Anak itu--"

"Mira?"

Wanita yang sedari tadi menyembunyikan wajah di balik masker segera menatap ke arah belakang tubuh Ryan. Tampak raut terkejut mengambil alih ekspresi wajah nya yang semula terlihat senang. Mira kembali menatap putra semata wayang nya dengan bingung. "Ke-kenapa ada Gerald disini? Bukan kah kau mau membantu ibu mu, Ryan!"

NEOTEROS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang