12. [ Siap itu? ]

39.3K 3.2K 274
                                    

Karena telat up, jadi saya buat chap ini dua kali lipat panjang nya dari yang biasa. Btw, makasih untuk 72k readers. Untuk yang sering vote apalagi komen, kalian itu penyemangat saya hehe.


Sesampainya di kamar miliknya, gerald berniat ingin merebahkan tubuh Nevan di kasur tetapi anak itu semakin mengeratkan pelukan pada lehernya.

"Hiks.. Jangan lepas."

Gerald mengelus punggung Nevan dengan pelan. "Sebentar saja, papa pasangkan pakaian untuk mu."

"Nanti gendong lagi."

"Iya, janji."

Nevan perlahan melepas lingkaran tangannya dari leher sang papa. "Pinjam handphone, ya?"

"Punya mu sendiri mana?" Tanya gerald seraya sibuk dengan cream anti ruam dan mengoleskan pada sekitar selangkangan putranya.

"Nevan lupa mengisi daya." Cicitnya dengan telunjuk yang bertaut.

Gerald terkekeh samar, tangannya mengambil benda berbentuk pipih dari saku dalam jas kerja. "Jangan buka yang aneh-aneh."

Nevan hanya mengangguk tanpa menjawab. Sedangkan gerald kembali pada kesibukan diaper anaknya.

"Papa."

"Ya?"

"Sesekali tidak memakai itu tidak apa 'kan?"

"Popok?" Tanya pria itu tanpa mengalihkan tatapannya.

Nevan mengangguk malu. "Humm."

Gerald menggeleng. "Papa tidak mau rumah banjir dengan pipis Nevaniel."

Remaja berumur 14 tahun tersebut mengembungkan pipinya tanda ia kesal atas jawaban dari pertanyaannya. Si pelakupun tak peduli, pria itu terus melanjutkan tugasnya hingga selesai.

Nevan menggeser-geser layar handphone dengan jengkel. "Tidak ada game!"

Kedua bahu gerald terangkat acuh. "Isinya hanya dokumen grafik."

"Lalu kenapa tadi melarang Nevan membuka aneh-aneh? Padahal isinya tidak ada yang menarik."

"Hanya berjaga-jaga."

Itu adalah jawaban yang tidak di harapkan oleh nevan. Terlanjur kesal, ia melempar asal handphone gerald ke sembarang arah hingga terdengar benda bertabrakan dengan marmer.

Bersamaan dengan kejadian tersebut tak lama pintu terbuka dan masuklah ryan bersama wajah terkejutnya.

"Aku mendengar sesuatu."

Terdengar helaan nafas berat dari gerald. "Jangan pedulikan, kau fokus pada Nevan saja." Ucapnya menjauh untuk membersihkan kekacauan yang ada di lantai.

Ryan meletakkan nampan berisi bubur, air dan obat pada meja samping kasur. "Pusing?"

Nevan yang awalnya memegang kepala yang terasa nyeri menggeleng cepat. Ia duduk bersandarkan bantal lembut berbulu.

"Kau tidak pintar berbohong." Kata ryan menyelipkan termometer pada ketiak Nevan. Setelah itu menempelkan plester demam pada kening si manis.

"Tidak ada yang berbohong."

"Terserah." Ryan mengambil mangkuk berisi bubur, mengaduknya sebentar lalu mendekatkan sesondok makanan itu pada mulut Nevan.

Kening bocah itu mengkerut jijik. "Nevan tidak suka makanan babi!"

NEOTEROS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang