Karena tidak ada yang mau mengalah alhasil Nevan di antar oleh dua manusia minim akhlak menggunakan mobil Gerald tentunya.
Sejak awal perjalanan wajah Gerald sudah tertekuk masam. Sementara Ryan tersenyum menang tanpa henti sampai membuat giginya kering karena terpaan angin ac. Hal itu karena Nevan yang memilih duduk berdua bersama Ryan di baris kedua. Sedangkan Gerald di depan bertugas untuk mengemudi seperti seorang supir.
Sebenarnya ayah biologis Nevan itu dirinya atau Ryan?
"Nevan ingin jalan-jalan."
"Boleh, setelah kau pulang sekolah nanti."
"Paman tidak ingkar lagi kan?"
Ryan menggeleng. "Omong-omong siapa laki-laki yang beberapa waktu lalu mengejar mu dengan tongkat baseball?"
Anak bungsu Gerald itu terlihat berusaha mengingat dengan otak nya yang kecil tak seberapa. Ingat, semua orang mempunyai kelebihan dan kekurangan nya masing-masing. Jika Nevan mempunyai wajah yang bisa di katakan bukan project gagal, namun otak anak itu sedikit bermasalah karena terlahir prematur.
"Tidak tahu."
Ryan menampilkan wajah jengkel. "Kau tidak tahu atau berpura-pura?"
"Nevan tidak ingat."
"Jangan menuruni sifat pikun papa mu."
Gerald mencengkram setir dengan kuat, lihat bukan? Dia yang sedang diam masih bisa terkena imbas. "Tutup mulut bebek mu atau ku turunkan kau di tengah jalan."
"Sensitif sekal," gumam Ryan pelan. "Kau sepertinya benar-benar memerlukan seorang istri."
"Tidak!"
Bukan Gerald yang menjawab melainkan Nevan. Ryan yang berada di samping si bocah langsung terperanjat kaget. Suara Nevan mungkin mengalahkan ibunya yang sedang marah, kencang sekali sukses membuat telinga siapapun yang mendengar nya akan tuli sementara.
"Kenapa? Kau juga akan mempunyai ibu baru."
Nevaniel menggeleng cepat membuat pipi berlemak nya terguncang. "Nevan tidak mau."
"Ryan, berhenti mengganggu putraku." Gerald menghentikan mobilnya di bahu jalan. "Turun," titahnya
Rahang Ryan hampir jatuh karena membuka mulut terlalu lebar. "Kau benar-benar meninggalkan ku di tengah jalan?!"
"Ck, tidak berguna. Ini sudah sampai." Gerald keluar, lalu membukakan pintu sang buah hati. "Kamu merasa nyaman di sekolah ini?"
Nevan mengangguk meski ragu. "Papa," panggilnya.
"Ya?" Gerald menunggu jawaban sembari mengusap surai halus Nevaniel.
Dugh
Duda anak empat itu terkejut saat Nevan menubruk tubuhnya lalu memeluk erat. "Jangan menikah lagi."
Suara bocah itu terdengar samar karena Nevan sengaja menyembunyikan wajahnya pada ketiak Gerald, untung wangi. Walaupun tidak terlalu jelas, Gerald masih bisa mendengar dan paham maksud si manis.
Ia tertawa sejenak. "Tidak akan."
"Sungguh?"
"Of course."
Tak lama bel sekolah benar-benar berbunyi, Nevan segera melepas pelukan nya dan pamit untuk masuk. "Papa, menunduk lah."
Alis kanan Gerald terangkat karena bingung, namun pria itu tetap menunduk hingga wajah nya dan sang anak sejajar.
Cup
Nevan mencium ringan pipi Gerald yang tirus. Tidak lebih dari 2 detik ia menjauh lalu berlari masuk melewati gerbang sekolah. Ryan yang melihat nya tentu langsung berteriak karena takut jika anak teman nya itu akan jatuh.
![](https://img.wattpad.com/cover/310116154-288-k71724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOTEROS [END]
General Fiction[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yang berumur 14 tahun dengan tubuh pendek di tambah wajah nya yang baby face membuat banyak orang berpi...