Zefran menurunkan Nevan disalah satu meja makan. Saat ini satu keluarga itu tengah sarapan bersama. Sejak datang, Nevan sama sekali tidak menatap sang papa ataupun menyapa seperti yang dilakukan pada abangnya yang lain.
"Mau apa?" Tanya zefran.
Nevan menunjuk tumpukan roti tawar. "Pakai susu, jangan selai."
Zefran mengambil selembar roti, lalu memberinya susu kental manis tidak terlalu banyak. Kemudian menyodorkan pada si kecil yang langsung menerima dengan senyum cerah.
"Pulang nanti aku mengantar Nevan ke kantor papa."
Gerald maupun Nevan sama-sama menatap anak sulung itu dengan alis berkerut samar. "Ada apa?"
"Biasa, ada kumpul bersama teman. Tidak mungkin membawa Nevan ikut bersama yang ada akan kacau." Jawab zefran diselingi nada ejekan menjurus pada Nevaniel.
"Kevan dan kevin ada di rumah 'kan?" Tanya Gerald. Bukannya ia menolak Nevan datang ke tempat kerjanya. Hanya saja Gerald tidak mau putra bungsunya mati kebosanan nantinya.
Kevan menggeleng lalu merangkul sang kembaran, namun dengan cepat ditepis si empunya. "Kami berdua ingin healing, sudah lama tidak jalan di area sini."
"Nevan ikut." Ucapnya cepat menatap penuh harap kedua abang kembarnya.
Kevin menggeleng pelan tanpa menatap sang adik. "Kau tidak di ajak."
Kevan mengangguk setuju. "Nevan bersama papa saja, ya?"
Kali ini Nevan yang menggeleng cepat. Ia menaruh roti yang sisa setengah di piring zefran, hal itu membuat makanan remaja tersebut sedikit terkena lelehan susu.
"Nevan tidak mau bersama orang jahat!"
"Siapa orang jahat? Sini bang kevan bantai." Geram kevan yang mempunyai otak lemot tidak ada tandingannya.
Nevan menunjuk Gerald yang berada di seberangnya dengan terang-terangan. Wajah kevan yang awalnya berekspresi garang berubah menjadi senyum kikuk saat bersitatap dengan kepala keluarga itu.
Ia kembali menatap Nevan, lalu menepuk singkat pucuk rambut bocah itu. "Papa orang baik."
Nevan berdecak jengkel. Tanpa menjawab perkataan kevan ia berbalik membelakangi abang dan papanya terkecuali zefran. "Bang zef, ayo pergi."
"Habiskan dulu rotimu Nevaniel." Perintah Gerald, tetapi tak diendahkan oleh si pemilik nama. Justru bocah tengik itu menggerakkan tangan zefran agar menuruti permintaannya.
"Turuti ucapan papa atau kamu abang tinggal ke sekolah," Ancam zefran.
Nevan mengembungkan pipinya kesal. Mau tidak mau ia menghabiskan roti yang sisa setengah itu, dilanjutkan dengan dot tentunya.
🕸🕸🕸
Kali ini zefran membawa motor cbr600rr miliknya yang berwarna hitam untuk ke sekolah. Karena saat pulang nanti ia ingin kembali berkumpul bersama teman, jadi tidak mungkin ia membawa mobil sedangkan temannya mengendarai motor.
Sesampainya di parkiran sekolah. Nevan mulai mengambil ancang-ancang untuk turun dari motor tinggi itu, tetapi zefran melarangnya. Remaja jangkung tersebut melepas helm full face dan menyugar rambutnya yang berantakan.
Nevan duduk dibelakang menunggu dengan wajah malas, sebab kaka ketiganya tebar pesona membuat gadis-gadis menjerit tertahan. Zefran turun lebih dulu, kemudian mengangkat Nevan dari motornya dan menurunkan tubuh sang adik.
"Bye, Nevan duluan." Pamitnya berjalan menjauh.
"Nevaniel."
Baru lima langkah bocah itu memutar bola matanya jengah. Ia berbalik dan menatap kesal abangnya. "Apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
NEOTEROS [END]
Ficción General[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yang berumur 14 tahun dengan tubuh pendek di tambah wajah nya yang baby face membuat banyak orang berpi...