17. [ With zefran ]

29.5K 2.9K 169
                                        

"Nenen hiks."

"Tidak." Ucap gerald menolak permintaan Nevan dengan tegas.

"Huaaaaa papa jahat!"

Gerald menurunkan putranya saat anak itu memberontak di gendongan dengan kaki yang menendang-nendang angin. "Nevan, jangan berulah. Sekarang tidur besok sekolah bukan?"

Nevan menghentakkan kakinya kesal, namun Gerald tetap tidak peduli. Karena pria itu sudah berjalan lebih dulu menjauh kearah kamar. Si kecil tentu tak kehabisan akal ia berguling-guling di lantai seolah cacing kepanasan.

Gerald memutar tubuhnya dengan malas kembali kebelakang, namun matanya seketika membulat saat mendapati kelakuan anak nakal itu. "Nevaniel, jangan lakukan itu!"

Nevan menolak uluran tangan sang papa untuk mengangkatnya. Ia semakin menangis keras membuat penghuni rumah lain pastinya terganggu.

"Ada apa ini?"

Gerald menoleh dan mendapati zefran datang dengan wajah kesalnya. "Lihat adikmu."

Bukan ekspresi kaget yang diperlihatkan oleh zefran, melainkan tatapan malas. Remaja SMA itu mendekat ke arah sang adik lalu menggendongnya. "Kenapa, hm?"

Tangan zefran membenarkan rambut nakal yang menghalangi netra Nevan yang berair. Sedangkan si empu melingkarkan kedua tangan kurusnya pada leher zefran, memeluk erat seperti tidak mau lepas.

"Hiks papa jahat." Adunya pada sang kaka.

Zefran melirik ke arah orang tuanya yang menatap balik. Gerald menggeleng pelan dan memegang kedua pinggang ramping putranya berniat mengambil alih gendongan. Namun, teriakan melengking yang ia dapatkan.

"Huaaaa tidak! Hiks tidak mau!"

Zefran mengelus punggung Nevan dengan lembut. "Biarkan malam ini Nevan tidur di kamarku."

"Kau akan terganggu, zef." Ucap Gerald yang sangat hafal gaya Nevan saat tidur sangat suka berputar posisi tanpa sadar.

"Tidak apa-apa. Lagi pula sudah lama aku tidak tidur besama Nevaniel."

Gerald menghela nafas pelan. "Yasudah, bawa saja. Ingat, bangunkan dia saat pagi karena besok sekolah."

Matanya mengelilingi setiap sudut ruangan, seperti mencari sesuatu. "Dimana stella dan anaknya, pa?"

"Sudah pulang. Besok papa jelaskan semuanya."

Zefran mengangguk atas perkataan Gerald. Setelah itu ia langsung beranjak pergi sambil mengelus lembut punggung adiknya yang masih terisak.

🕸🕸🕸

Sesampainya di kamar bercat silver berpadu soft white zefran menurunkan adiknya di atas ranjang. "Tunggu disini, abang mengambil popok baru dulu."

Langkah kaki zefran terhenti kala seseorang menahan tangannya yang ingin pergi. Ia sedikit menunduk agar sejajar dengan sang adik. "Kenapa lagi? Diaper mu penuh jadi harus di ganti."

Nevan menggeleng pelan sambil terisak pelan. "Jangan hiks evan mau tidur, abang tetap disini."

Zefran terdiam sejenak seperti berpikir. Beberapa detik kemudian akhirnya remaja itu mengangguk setuju. "Tidurlah, abang temani."

Nevan merebahkan tubuhnya diikuti zefran. "Eung.. Pukpuk?"

Zefran terkekeh samar memeluk sang adik lalu menepuk-nepuk pelan bokong si kecil. Nevan mulai memejamkan matanya dengan mengisap ibu jarinya sendiri.

Zefran mengambil ponsel miliknya lalu men-deal number seseorang. Menunggu beberapa detik hingga hubungan tersambung.

"Ada ap--"

NEOTEROS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang