Sesampainya di ruang tamu, Nevan minta di turunkan saat matanya yang sudah sayu menangkap dua sosok asing yang duduk di sofa. Alhasil kantuknya buyar begitu saja tergantikan rasa penasaran tinggi.
Gerald menunduk sedikit dan merasa heran ketika Nevan berlindung dibelakang tubuhnya. Hanya rambut dan mata anak itu saja yang menyembul memicing ke arah dua perempuan yang berbincang bersama kevan dan zefran.
"Papa, mereka siapa?" Cicitnya pelan.
"Sudah papa bilang mereka tamu. Kenapa kamu berlindung dibelakang hm?" Tanya Gerald sambil mengacak gemas surai Nevan yang tebal.
"Papa jalan lebih dulu."
Gerald menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah laku Nevan yang malu, biasanya malu-maluin. Sementara Nevan melepas plester demam dan membuangnya ke sembarang arah tidak mempedulikan ucapan sang papa beberapa menit yang lalu.
"Nyonya stella, maaf lama menunggu." Sapa Gerald duduk di kursi single. Sedangkan Nevan berpikir lebih dulu, sedetik kemudian ia memilih duduk di samping kedua abangnya dari pada duduk di pangkuan sang papa.
Wanita bernama stella itu menerbitkan senyum manis di bibirnya yang terpoles lipstik merah. "Tidak apa. Aku senang saat menunggu di temani kedua putra mu ini. Mereka sangat tampan seperti mu, Gerald."
"Sepertinya anda sudah banyak tau tentang saya."
Stella tertawa yang dibuat seanggun mungkin. "Tentu saja, ibumu sendiri yang bercerita banyak tentang anak tunggalnya. Oh, iya, bisa jangan berbicara formal padaku?"
Gerald mengangguk paham. "Baiklah."
Pandangan pria itu teralihkan ke arah sofa yang terdapat 3 putranya. Kevan dan zefran saling tatap seolah berbincang lewat batin. Sementara itu Nevan menatap lurus anak perempuan yang memakai pakaian plus aksesoris berwarna pink sedang menjilat lolipop.
"Zefran, buatkan minum untuk stella dan putrinya."
Zefran sedikit tersentak lalu mengangguk cepat. Setelah kepergian anak ketiga itu kevan pun pamit undur diri dengan alasan ada tugas kuliah. Padahal Gerald tahu jika remaja itu hanya tidak mau berlama-lama disini, tetapi ia mengiyakan saja.
Dan sekarang hanya tersisa Nevan yang sama sekali tidak mengalihkan tatapannya dari seorang gadis. Mungkin anak berusia 14 tahun tersebut juga tidak sadar akan kepergian kedua abangnya.
"Nak, perkenalkan dirimu." Kata stella pada putrinya, merebut permen lolipop yang ada ditangan sang anak hingga gadis kecil itu cemberut. Namun, saat matanya bertatapan dengan Gerald senyum cerah seketika muncul.
"Daddy!"
Semua mata membulat terkejut atas teriakan gadis itu yang terbilang bersemangat. Stella akhirnya tertawa sedangkan Gerald terkekeh samar sedikit merasa gemas.
Kalau Nevaniel?
Mata anak itu masih melotot kaget. Apalagi saat papanya tersenyum seperti terima-terima saja.
"Manis sekali, siapa namamu?" Tanya Gerald.
Gadis itu tersenyum malu-malu. "Yuna."
"Namanya cantik, seperti yang punya."
Yuna terkikik sampai matanya menyipit. Gadis kecil itu turun dari sofa lalu mendekat ke arah Gerald yang mengangkat sebelah alisnya. "Daddy, Yuna ingin duduk di sini boleh?"
Telunjuk Yuna mengarah ke paha Gerald yang berarti anak itu ingin duduk di pangkuan pria tampan di depannya. Stella tidak menahan putrinya melainkan berharap dalam hati semoga keinginan Yuna terwujud.

KAMU SEDANG MEMBACA
NEOTEROS [END]
General Fiction[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yang berumur 14 tahun dengan tubuh pendek di tambah wajah nya yang baby face membuat banyak orang berpi...