NEOTEROS [END]

24. [ Kelahiran ]

Allo, dh lama ga up kynya satu mingguan. Maaf ya, sy mau kya kalian juga, liburan gtu hehe. Sekrang udh pulang dan bisa lanjutin critanya.

⚠ Ɯαɾɳιɳɠ⚠
• Jika ada typo kasih tanda
• 2497 kata, awas bosen
• Chap ini tidak banyak scene Nevan.
• Hanya menuruti request salah satu readers yang ingin tahu masa lalu Gerald kenapa bisa menjadi duda wkwk.

•

•

•

•

•

"Sudah." Nevan mendorong pelan sesendok bubur yang ingin di masukan ke mulutnya.

Gerald berdecak samar dan kembali mendekatkan makanan lembek itu ke bibir sang anak. "Habiskan, papa tau kamu lapar."

"Cukup, Nevan sudah kenyang."

Gerald dibuat menghela nafas saat mendengar alasan tersebut. Ia meletakan mangkuk kecil yang berisi bubur itu ke meja samping kasur. Kebetulan di dalam kamar hanya ada mereka berdua, karena hanry menunggu di mobil sedangkan grandma memilih mandi sebab hari yang mulai semakin sore.

"Kau ingin makan apa?" Tanya nya serius. Pria itu tahu Nevan hanya menolak karena tidak suka makanan yang di ambilkan oleh ibunya.

Bocah berumur 14 tahun tersebut memainkan jari-jari tangannya dengan gugup antara memberi tahu atau tidak. "Noodle."

"Tidak."

"Papa please, satu kali ini saja."

"Baiklah, tapi dua bulan ke depan tidak boleh memakan itu lagi."

Nevan tersenyum dan mengangguk cepat. Gerald membalas senyum manis putranya dengan tertawa pelan. "Tunggu disini, papa keluar untuk menyuruh hanry membelikan pesananmu."

"Jangan terlalu lama," ucap Nevan.

Gerald hanya tersenyum kecil dan menunduk untuk mengecup singkat pipi berisi sang anak. "Jadi anak pintar selama di sini oke."

🕸🕸🕸

Langkah lebar kaki panjang Gerald seketika terhenti ketika hampir saja bertabrakan dengan sekretaris yang seharusnya menunggu di mobil sekarang malah menuju masuk ke dalam rumah ibunya.

"Ada apa?"

"Maaf tuan, tapi saya baru saja mendapat informasi kalau salah satu kolega datang dengan tiba-tiba ke kantor dan sedang menunggu anda."

"Sekarang?"

Henry tersenyum untuk menghilangkan kekesalan nya. "Benar tuan."

"Tapi ini sudah hampir malam."

"Saya juga tidak tahu, tapi mereka bilang ada sesuatu yang penting untuk di bicarakan langsung dengan pemilik bisnis."

Gerald menghela nafas pelan lalu menoleh ke arah kamar yang di tempati Nevan sejenak. Ia belum berpamitan pada bocah itu. Apa dia pergi saja? Meskipun Nevan nantinya akan marah Gerald bisa meminta maaf dan menjelaskan alasannya pergi. "Ayo pergi."

Henry mengangguk dan kedua pria dewasa tersebut langsung melangkah cepat keluar rumah.

Sesampainya di halaman yang terparkir mobil milik gerald. Henry segera membukakan pintu untuk sang atasan, setelah itu dirinya mengitari ke tempat duduk pengemudi.