Ruang tamu menjadi saksi bisu perbincangan antara Gerald si pemilik rumah dan Ryan tukang menginap terdengar serius. Sementara itu, ke empat anak Gerald yang lain sudah berada di kamar tidur untuk beristirahat.
"Tidak semudah itu menemukan orang yang dapat di percaya, Ryan."
"Kau bisa mengumpulkan orang-orang yang ingin menjadi bodyguard Nevan, lalu seleksi. Seperti sayembara, apa susah nya?"
"Nasib yang tidak terpilih?"
"Sejak kapan kau memikirkan nasib orang lain. Sedangkan nasib mu saja menjadi duda anak empat, apakah itu tidak terdengar menyedihkan?"
Gerald mendesis samar. "Nasib mu lebih menyedihkan."
"Maksudmu?"
"Bujang lapuk."
"Heh, menikah itu perlu kematangan yang hampir hangus. Jika hanya setengah matang, maka akan berjalan persis seperti pernikahan mu."
"Kau pikir aku salah menjalani pernikahan?"
Ryan mengangkat kedua tangannya. "Bukan aku yang mengucapkan itu."
"Tidak berguna." Gerald beranjak dari sofa menuju kulkas yang berada di perbatasan ruang tamu dan dapur. Pria itu mengambil dua buah kaleng soda lalu kembali mendekat ke arah Ryan.
Ryan menerima soda yang di lemparkan Gerald dengan tepat. "Mentang-mentang anak mu sudah tidur kau bersikap seperti anak muda."
Gerald mengangkat kedua bahu nya acuh. "Agar kau tidak terus menerus mengatai ku duda tua."
"Memang faktanya seperti itu."
Gerald tidak langsung menjawab karena sedang meminum beberapa teguk soda. Air berkarbonsi tersebut berhasil membuat jakun nya naik turun dengan teratur. "Terimakasih."
Alis Ryan bertaut bingung. Tidak ada hujan, tidak ada badai tiba-tiba Gerald mengucapkan terimakasih padanya. Apa karena umur pria itu akan habis?
"Untuk apa?"
"Karena tidak seperti Devan."
"Devan? Devan pacar mantan istri mu itu?"
Gerald mengangguk atas pertanyaannya Ryan. "Jujur, sejak mengetahui perselingkuhan Lia dan Devan teman ku sendiri, aku tidak percaya lagi yang namanya teman."
Ryan nampak terdiam beberapa saat, seperti ada pikiran berat yang sedang berperang di kepala lelaki itu.
"Orang yang kita anggap dekat bisa saja menjadi pengkhianat. Kau memang harus percaya pada diri sendiri, bukan orang lain. Aku juga tidak yakin jika aku adalah orang baik, bisa saja suatu saat nanti aku adalah orang yang membuat mu kecewa."
Gerald sedikit tersedak mendengar ucapan Ryan, ia melihat komposisi yang tertera di minuman kaleng. "Aku rasa minuman soda ini tidak mengandung alkohol, tapi kenapa ucapan mu terdengar meracau?"
Ryan tertawa. "Aku tidak mabuk, sudahlah mata ku terasa berat." Ryan berdiri lalu menarik tangan teman nya dan menaruh kaleng soda nya di genggaman Gerald. "Ingat untuk memikirkan lebih matang saran ku. Nevan pasti lebih aman kalau ada yang menjaga nya lebih ketat."
Sepeninggal Ryan yang semakin menghilang di telan tembok, Gerald menghela nafas berat seraya memejamkan mata. Sudah hampir tengah malam, namun ia tidak merasa kantuk sama sekali. Gerald bukan penderita insomnia, tapi karena sibuk memikirkan apa saja yang terbaik untuk anak-anak nya.
🕸🕸🕸
Keesokan pagi nya Nevan terbangun kala sinar matahari menembus sela-sela gorden. Gumpalan lemak yang bersembunyi di dalam hangat nya selimut tersebut nampak menggeliat untuk meregangkan tubuh.
![](https://img.wattpad.com/cover/310116154-288-k71724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOTEROS [END]
Fiksi Umum[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yang berumur 14 tahun dengan tubuh pendek di tambah wajah nya yang baby face membuat banyak orang berpi...