26. [ Grandma home ]

19.8K 2.6K 562
                                        

Ga tau nulis apaan, disuruh up disaat otak tak mendukung ya gini, maapin kalau gaje ya 😄

"Tuan."

"Tuan?"

"Tuan bangun."

"GERALD BANGUN!"

DUGH!

Begitu renyah suara antara kepala dan pintu kaca mobil yang saling bertabrakan mesra. Gerald memegang kepalanya yang sedikit terasa pening, ia menatap tajam si pelaku pendorongan tak berprikemanusiaan.

"Maaf, saya terpaksa melakukan itu karena anda tidak bangun saat di panggil. Sekarang kita sudah sampai dan tamu menunggu di ruangan anda." Henry berucap sembari menunduk.

Jika bukan teman Gerald pasti akan memecat sekretaris kurang ngajar seperti Henry. Ia keluar dari mobil setelah di bukakan oleh Henry. Manja kali dia ges.

"Ingat pesanan Nevan. Aku tidak mau putraku kelaparan."

Henry mengangguk. "Tentu, saya bukan orang pelupa."

Tanpa menjawab perkataan tak bermutu Henry, Gerald langsung pergi memasuki gedung perusahaan yang dulu di rintisnya sejak nol.

Pria itu membalas sapaan para karyawan yang berbasa-basi. Kepalanya masih sedikit pusing, bukan karena kejadian di mobil tadi melainkan mimpi yang ia alami.

Sebenarnya bukan mimpi, lebih seperti ingatan masa lalu tentang masa hidupnya yang benar-benar jatuh dari kesuksesan. Tapi untungnya sekarang kembali normal dan ia bahkan bisa bekerja dari rumah saja. Sampai-sampai Kevan ingin menjadi pengangguran namun tetap mendapat uang seperti dirinya.

Mengingat kelakuan twins dan zefran masa kecil membuat senyum kecil tercetak di bibirnya. Saat ini ketiganya sudah besar dan mandiri, ia hanya menunggu tiga tuyul itu menemukan jodoh masing-masing.

Sementara Nevan masih jauh dari abang-abangnya. Pemalas, manja dan banyak mau, satu lagi Nevaniel sangat susah di atur. Ah, Gerald jadi teringat bocah itu yang sedang menjalani hukumannya.

🕸🕸🕸

Sementara di halaman rumah devina, wanita yang berstatus sebagai ibu dari Gerald itu menatap jengah ke arah anak lelaki yang sedang berguling-guling di rerumputan hijau terawat miliknya.

Lima menit yang lalu ia mendapati Nevan berlari dari kamar menuju pintu utama. Bocah pendek itu terus memanggil sang papa dengan wajah yang sudah basah akan air mata.

Ia baru menyadari jika Gerald pergi tanpa memberitahu Nevan hingga anak itu histeris ketika mobil papanya sudah hilang dari halaman.

Para bodyguard sudah menjaga di setiap sudut pagar jika bocah itu nekat berlari keluar, sedangkan di sekelilingnya terdapat para maid yang siap sedia menangkap Nevan jika anak itu mengamuk seperti setan.

"Bangun Nevan, bajumu sudah kotor."

Devina mendekat ke arah anak yang masih berguling brutal seperti cacing kepanasan. Tangannya menggapai lengan kurus si kecil, tetapi malah mendapat tepisan kasar dari si empunya.

"Papa hiks mau papa."

Menghela nafasnya sabar, ia kembali mencoba menggenggam lengan cucunya. "Papamu akan segera kembali, berhentilah meratakan tanah ini, kau bukan grader."

NEOTEROS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang