43. [ Kembali bersama ]

8.4K 790 176
                                    

"Kemari." Ajak Ryan kepada bocah yang berada dicengkraman Gerald.

Nevan segera mendorong agar sang papa melepas lilitan tangan dari tubuhnya. Gerald hanya menghela nafas pelan seraya mundur dan membiarkan Nevaniel berlari ke arah Ryan.

"Paman! Jangan meninggalkan Nevan lagi."

Ryan sedikit meringis saat dirinya di tubruk begitu saja oleh si kecil. Meski Nevan pendek, tetap saja jika berat badan anak itu tidak bisa berbohong. Rasanya beda tipis dengan di tabrak gajah.

"Kau lebay sekali, apa saja yang terjadi saat paman tidak ada?"

"Tidak ada hal yang menarik, Nevan ingin jalan-jalan. Bukankah paman sudah berjanji?" Nevan sedikit mendongak dengan wajah penuh harap dan binar antusian di mata bulatnya.

Ryan menggaruk belakang kepala dengan senyum tidak enak. "Ekhem, Nevan.. Seperti nya paman harus pulang dulu."

Wajah Nevan seketika mendung seperti akan turun hujan. "Kenapa? Paman sudah berjanji bukankah tidak boleh di ingkari?"

Ryan hanya diam mencari kata yang cukup tepat untuk memberi penjelasan pada makhluk mungil di depan nya ini. Namun tak sengaja matanya menatap ke arah benda yang di pegang oleh gerald. "Hei, itu milikku. Ingin kau apakan dia?"

"Nevan tidak mau tidur. Dan terus berusaha mencarimu," jawab gerald seadanya.

Ryan berdecak samar, ia membungkukan sedikit tubuhnya agar sejajar dengan Nevan. "Besok paman libur dan berjanji akan ke sini dan bermain dengan mu. Tapi-"

"Nevan ikut."

"Astaga, tidak baik memotong ucapan orang tua."

"Maaf... tapi nevan tidak ingin di tinggalkan disini sendirian." Suara si manis tampak memelan dengan kepala menunduk.

Tangan Ryan terangkat untuk mengusap rambut lebat milik anak temannya itu. "Ada papa dan abang-abang mu di sini. Jangan lupa mereka keluarga mu juga." Ryan tetap berusaha membujuk.

Tidak ada jawaban yang terdengar dari bibir si kecil. Ia masih diam menunduk dengan jari-jari yang bertaut resah. Ryan mengalihkan tatapan nya pada gerald yang juga memandang lurus ke arah sang anak.

Gerald itu bodoh tidak berguna, bukannya ikut membujuk malam diam saja. Efek samping tidak mempunyai istri. Alhasil tidak mempunyai rasa simpati.

Tunggu..

Bukankah dia juga belum mempunyai istri?

Ryan menggerakkan tangan nya seolah memberi isyarat tanpa sepengetahuan Nevaniel. Gerald menangkap isyarat itu dan menunggu Ryan berbicara tanpa suara.

'Anak mu masih ketakutan. Dekati dan berusahalah'

Gerald segera meletakkan suntikan yang sebelumnya masih ia genggam. Perlahan tapi pasti kakinya mendekat lalu merendahkan tubuh dan menjadikan salah satu lutut nya sebagai tumpuan. Ah dirinya seperti membujuk wanita saja jika seperti ini. "Nevan, maafkan papa."

Nevaniel sempat tersentak saat lengan nya di genggam oleh sang papa. Namun ia tidak menolak, hanya diam mendengarkan dan menunggu Gerald kembali berbicara.

"Papa bukan mengusir mu waktu, rumah sakit tempat yang sangat mudah terjangkit virus. Papa tidak ingin kamu kenapa-kenapa."

Hening.

"Kau tidak ingin memaafkan papa mu?" Ryan ikut membujuk.

"Aku mau.."

Pupil mata Gerald nampak membesar akibat terkejut. "Benarkah?"

Hanya anggukan yang Nevan berikan. Tanpa babibu dengan cepat Gerald berdiri kemudian menggendong remaja itu tanpa beban saking bahagia nya. "Terimakasih," ucapnya tulus.

NEOTEROS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang