Pintu kamar mandi terbuka lebar, Nevan berjalan keluar dengan handuk yang melilit tubuhnya dari pinggang hingga lutut berbeda sekali saat terakhir kali dia mandi di rumah ini.
Gerald yang melihatnya sempat terperangah, meski begitu ia dengan cepat merubah ekspresi nya kembali normal. "Kenapa seperti orang dewasa."
Ryan yang mendengar gumaman teman nya itu lantas menjawab. "Didikan Ryan memang selalu berhasil. Kenapa kau tidak mengucapkan terimakasih sedari tadi?"
"Awas jika sifat manis putraku hilang," ancam Gerald.
Ryan mengangkat tangan nya membentuk kepala ular. "Iwis jiki Sifit minis pitriki hiling."
Gerald tidak mendengar ejekan Ryan karena sibuk membantu anaknya memilih pakaian. "Hari ini seragam apa yang kamu pakai?"
Nevan menunjuk salah satu setelan seragam sekolah. "Papa tidak bekerja?" Tanya nya setelah menerima uluran Gerald yang mengambilkan pakaian.
"Nanti sesudah mengantarmu ke sekolah baru."
Ryan tertawa. "Memang kau tahu jalan nya?"
Gerald menunjuk dasi sekolah Nevan dengan dagu nya. "Ada nama sekolah disitu, sekarang zaman modern aku bisa menemukan alamat nya dengan maps."
Ryan berdecak kesal. "Aku yang mengantar," ucapnya bersikeras.
"Tidak bisa, sekarang giliranku."
"Papa, biarkan saja paman Ryan ikut." Nevan melerai perdebatan kedua lelaki tua itu agar sadar diri.
"Kau memang terbaik Nevan, aku menyayangimu~"
Saat Ryan ingin memeluk tubuh Nevan, Gerald selaku papa nya langsung menahan. "Menjauh, kau belum mandi."
"Hei? cium sebentar saja tidak lama."
Gerald menggeleng tegas. "Anakku sudah wangi, kau jangan mencampur aroma naga mu dengan Nevan."
Jika ini sebuah kartun, sudah di pastikan kepala Ryan muncul asap tebal karena menahan kesal. Dia tidak bau! Seorang dokter tahu merawat diri. Hanya saja tadi subuh Ryan langsung pergi ke rumah Gerald dan tidak sempat mandi. Meski begitu Ryan tidak bau, okay?
"Pelit sekali."
"Buatlah sendiri."
"Kau kira mudah?"
"Tinggal masukkan."
"Kemana?"
"Ke lub-" Gerald refleks menghentikan ucapan nya kala menyadari pertanyaan Ryan semakin gila.
"Papa membuat apa?"
Pertanyaan singkat itu sukses membuat Gerald gelagapan. Sedangkan Ryan nyengir kuda karena berhasil mengerjai teman biadap nya itu. Kalau saja tidak ada Nevan disini sudah sedari tadi Gerald memukul wajah Ryan yang mesem-mesem seperti orang gila.
"Susu, papa akan membuatkan susu setelah ini."
Nevan mengangguk terima. "Kalian tidak keluar?"
"Kenapa?" Dengan bodohnya Gerald bertanya.
"Aku ingin memakai baju."
"Tinggal pakai saja bukankah dulu juga begitu? Bahkan papa yang membantumu."
"Sekarang aku sudah besar."
Gerald mengalihkan tatapan nya pada Ryan dan memperlihatkan aura permusuhan. Bibir tipis itu berbicara tanpa suara.
'Gara-gara kau!'
Ryan yang di salahkan tentu tidak terima. "Oh ayolah, ini namanya masa pubertas. Kau ingin anakmu mandiri bukan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
NEOTEROS [END]
General Fiction[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yang berumur 14 tahun dengan tubuh pendek di tambah wajah nya yang baby face membuat banyak orang berpi...