37. [ Getting messed up ]

16.3K 2.1K 475
                                    

Ryan brengsek, keparat, bajingan.

Zefran melangkahkan kakinya cepat menuju kamar inap Gerald sambil menyumpah serapahi teman ayahnya dalam hati. Selain tengah berada di rumah sakit, bocah yang berada di gendongannya pun tidak diperkenankan mendengar makian kasar.

Ryan memang sangat gila jika memberi ancaman. Garis bawahi, Zefran sebenarnya bukan takut. Tapi hanya malas berdebat lebih panjang karena itu menguras waktu tak berguna.

Nevaniel mengusap matanya yang mulai terasa berat. Namun demi bertemu sang ayah, ia tetap berusaha untuk tidak tertidur.

"Abang, turunkan Nevan."

Zefran menghentikan langkahnya tiba-tiba. "Ingin berjalan sendiri?"

Nevan menganggukkan kepalanya hingga membuat poni anak itu bergoyang pelan. Nevaniel masih ingat dengan kata-kata Kevin tentang ia harus menjadi orang yang mandiri, barulah pemuda itu mengizinkannya bertemu Gerald. Oleh sebab itu, Nevan harus bisa memperlihatkan jika dirinya sudah tidak manja lagi.

Zefran terlihat ragu, namun sedetik kemudian remaja itu menurunkan sang adik. "Jangan dilepas," ucapnya seraya menggenggam lengan si kecil.

Keduanya pun kembali melanjutkan langkah, melewati koridor yang malam ini terbilang cukup ramai. Zefran mempererat tautan tangan mereka, takut kalau adiknya tertinggal 'kan tidak lucu.

Hingga sampai di depan sebuah pintu, zefran terdiam sejenak mengambil nafas panjang. Sementara Nevan menarik pelan tangannya dari genggaman zefran agar Kevin tidak marah.

"Ada grandma didalam." ujar zefran pelan memberitahu sang adik. Ia sangat tahu jika Nevan malas bertemu dengan nenek mereka, sebab wanita itu pemarah. Siapa tahu si kecil akan berubah pikiran dan meminta pulang. "Kau bisa berfikir dulu."

"Nevan ingin bertemu papa."

Shit!

Belum dua detik zefran memberi kesempatan berpikir, Nevan dengan mudahnya menjawab dengan cepat. Apalagi saat kepala anak itu mendongak menatapnya dengan pandangan permohonan kentara, membuat hati remaja 18 tahun tersebut perlahan luluh. Oh, ayolah.. Bukankah zefran tengah tidak suka dengan Nevan?

Remaja SMA itu membuang wajahnya dari hadapan Nevan sekaligus menghembuskan nafas pelan. Ia pasti akan dimarahi oleh Kevin sebentar lagi.

Cklek..

Perlahan pintu rumah sakit semakin terbuka lebar. Zefran masuk lebih dulu, sedangkan Nevan mengekor dari belakang bermaksud untuk melindungi tubuhnya. Tangan bocah itu berpegangan pada hoodie yang dikenakan abangnya.

"Zef, kenapa kau disini? Nevan bersama siapa di rumah?"

Itu suara Kevan. Nevaniel mengenalinya meski tanpa melihat siapa saja yang ada di ruangan ini. Asik menunggu jawaban Zefran, tiba-tiba lengannya di tarik agar keluar dari persembunyian.

Anak bertubuh pendek tersebut tentu panik luar biasa. Ia hanya bisa menunduk sambil memainkan kedua tangannya yang bertaut resah.

"Zefran kau membawanya?!"

Bentakan keras itu membuat tubuh Nevan sedikit terlonjak. Itu suara Kevin, anak tertua. Anak yang paling keras kepala dan tentunya tidak suka di bantah.

"Saat selesai check up paman Ryan memaksa untuk membawanya kemari," bawab zefran berusaha tenang.

"Bodoh." Umpatan kasar itu dengan mudah meluncur dibibir tipis Kevin. Pemuda yang masih berstatus sebagai mahasiswa itu berjalan cepat menuju kedua adiknya.

Nevan sedikit terdorong kesamping saat Kevin menggeser tubuhnya. Setelah itu, giliran tubuh zefran yang di seret begitu saja menuju pintu keluar.

"Nevaniel."

NEOTEROS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang