💔 The Beauty in the Dark : Twenty Five (Part B.02) 💔

168 28 8
                                    

Gervalt Roswell tinggal di sebuah griya tawang pada salah satu area apartemen mewah di Jakarta Timur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gervalt Roswell tinggal di sebuah griya tawang pada salah satu area apartemen mewah di Jakarta Timur. Lelaki itu muncul di depan Alena serta kedua anaknya tak lama setelah perempuan itu menikahi Gandhi Saksajaya. Sebelumnya, Gervalt menetap di Arizona, katanya menjalankan bisnis keluarga bersama kakak sulung mereka.

Menurut cerita Alena, adik bungsunya itu seorang pria cerdas serta berkeinginan kuat. Terbukti cuma butuh 5 bulan baginya hingga bisa fasih berbahasa Indonesia, setengah tahun untuk mengembangkan perusahaan tekhnologi finansial
buatannya sendiri dibawah pengawasan Alena tentunya. Dua tahun kemudian Gervalt diberi kepercayaan penuh oleh Gandhi untuk mengurus anak cabang Saksakala Group dibidang manufaktur energi.

Kemudian entah sejak kapan juga, Gervalt menjadi salah satu orang favorit Garuda. Ketika masih remaja, Garuda lebih sering bermain serta pergi bersama pamannya ketimbang belajar dengan Erlangga. Barulah setelah S.A.T.R.I.A terbentuk, Garuda agak menjauh dari putra termuda keluarga Roswell tersebut.

Tapi satu hal yang melekat di ingatan Garuda adalah; Kalau Gervalt selalu menjadi pendukung pertamanya. Dan saat ia beranjak semakin dewasa, Garuda sadar betapa pamannya tersebut sesungguhnya sangat mengidolakan Alena.
Alasan utama Gervalt 'kabur' dari Amerika Serikat ke Indonesia, hanyalah demi bertemu kakak perempuannya.

Sisanya, Garuda tidak terlalu paham. Semasa masih hidup Alena cenderung malas menceritakan soal keluarga besar Roswell kepada anak-anaknya, wanita itu bahkan tidak mau membicarakan perihal pekerjaan kakek nenek mereka (kemudian Garuda jadi paham setelah fakta terkait statusnya sebagai anak tiri Alena terungkap).

Garuda segera membersihkan diri, memakai obat merah ke lukanya sendiri dan berganti baju yang telah disiapkan oleh pamannya. Kemudian dia segera keluar dari kamar. Gervalt sudah menunggunya di meja makan lantai dua. Segala hal mengenai rumah pria pemilik netra abu-abu cerah di saat pagi tersebut menggambarkan dua kata : berkelas dan simpel.

"Ah kamu sudah selesai, ayo mari kita sarapan dulu" Gervalt meletakkan tabletnya ke samping piring.

Garuda berjalan mendekati meja kaca kristal onyx berwarna putih gading. Dimana aneka makanan yang biasa dikonsumsi pagi hari sudah terhidang. Satu alis lebatnya melengkung sewaktu melihat pamannya lebih memilih mengambil setangkup sayuran dan dada ayam alias salad ketimbang memakan protein lainnya.

Garuda menarik kursi tepat di sebrang Gervalt, menjatuhkannya bokongnya lalu berusaha duduk senyaman mungkin.

"Makanlah dulu baru kita bicara".

"Aku benci basa-basi jadi sebaiknya langsung saja". Garuda bersidekap.

Gervalt mendengus sembari memandangnya. Meletakkan alat makannya lagi sambil berkata. "Sudah kuduga bakal begini, semestinya aku tak memberitahumu dulu supaya jam sarapanku tidak terganggu".

Gervalt mengambil map berwarna hijau dari kursi di sisi kirinya dan menyodorkannya ke hadapan Garuda. Keponakannya bertanya melalui gerakan mata.

"Bukalah dan kamu akan memahami segalanya".

[Completed] The Beauty In The Dark : (#01. The Darkness Heart Series).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang