Judul lagu multimedia : Nick Cave - O' Children. Original Soundtrack Harry Potter and Deathly Hallow part II.
"Vanda udah on the way nih, Ayan barusan dateng.....Oke kita tungguin ya Nca. Thank's Bro".
Adjie Narestu mematikan panggilan, memiringkan badan saat dia melakukan itu kursi bar putar yang tengah dia duduki ikut bergerak. Kedua batu obsidian hitam Adjie memberikan pandangan simpati pada sosok lelaki disampingnya. Garuda Saksajaya sadar apa isi pikiran si pemilik lounge tersebut. Mendongakkan leher lantas bertanya. "Harusnya kamu nggak perlu manggil mereka semua, apalagi Panca. Kamu tahu kan betapa repot nya dia sejak jadi salah dokter residen".
"I know. Karena rumah sakit itu punya Opa aku" menyeringai lebar. Saat Adjie melakukan hal itu, sepasang lesung sedalam palung tersembul melalui kedua sisi pipinya. Salah satu daya tarik kuat
Garuda menggelengkan kepalanya beberapa kali sebelum akhirnya fokus lagi pada gelas sloki di depannya. "Bagaimana bisa kalian bertukar nasib. Cucu pemilik rumah sakit malah jadi pendiri bar. Dan pewaris hotel tempat pub ini berada justru menjadi dokter". Ucapnya penasaran.
"Itu kan karena mereka berdua sama-sama kalah taruhan, setelah insiden 9 tahun silam" Narayan menyeletuk dari sudut kiri meja bar. Kedua tangannya sibuk memegang ponsel, dia bicara tanpa mengalihkan fokusnya dari layar telpon pintar.
Garuda memalingkan leher, air mukanya berubah terheran-heran. "Serius Jie, karena itu?".
Adjie tergelak. "Ya nggak jugalah. Meski awalnya memang iya. Tapi Panca bertekad bulat memutuskan menjadi seorang dokter nggak lama setelah aku memaksanya sering datang ke rumah sakit. Dia bilang seperti dapat ilham. Itu sebabnya dia langsung ngomong ke ortunya mau jadi dokter dan ngotot masuk kedokteran".
"Ilham tuh di masjid bukan di rumah sakit". Sahut Narayan lagi.
"Itu kan nama marbot yang ditaksir Vanda saat kita masih SMA" Garuda jadi ikut terkenang masa lalu mereka.
Narayan akhirnya meletakkan ponselnya, memiringkan tubuh hingga badannya ikut terputar ke sisi kanan. Memberikan fokusnya kepada kedua sahabat baiknya. "Masih ingat kan? Yang Vanda nungguin tuh abang-abang setiap sore di depan masjid. Ngelesnya ke kita mau latihan pencak silat tahunya jadi rajin ke rumah Tuhan karena si Ilham-Ilham itu".
Garuda ikut menggerakkan telunjuk kanannya ke udara. "Ingat...ingat. Terus selang beberapa lama, malam-malam Vanda telpon sambil nangis-nangis ngumpulin kita semua di depan rumahnya. Saat itu Adjie sudah emosi duluan dikirain Vanda diapa-apain sama Mas Ilham ini. Tahunya Mas Ilham kasih undangan ke Vanda dan keluarganya supaya dateng ke pernikahannya. Untung bogeman Adjie masih ditahan, kalau nggak dia bisa kena gampar Vanda".
Tawa Garuda dan Narayan sontak meledak. Sedangkan Adjie tersenyum kecut. "Baiklah, teruskaaann...kalau dengan mengejek sahabat baik kalian ini bisa membuat kalian lebih bahagia".
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] The Beauty In The Dark : (#01. The Darkness Heart Series).
Romance(20+) [Harap follow dulu sebelum membaca ya] ⚠️: Mature contain. Obsessive. Posesive story plot. With Dark mature scene. Please be wise. #01. Rank in Ballad. #04. Rank in Profesi. #07. Rank in Suspense. 💔💔💔💔💔 Raninda, Garuda dan Elang. Tiga an...