Judul lagu multimedia : Iris Kdrama ost main theme - Iris
Sepasang netra Garuda mencengkram erat pemandangan dihadapannya. Bunyi deburan ombak terdengar di kejauhan. Suara sayap burung saling berkepak tak jauh dari puncak kepala memenuhi gendang telinga. Hidungnya menghidu aroma manis bercampur sedikit amis yang meninggalkan rasa asin diujung lidah. Kala mendongak dilihatnya langit biru sudah mengalami transisi menjadi mambang kuning, bergerak cepat bergulung ke sisi barat, pertanda kalau malam semakin dekat. Wajahnya terkena tamparan angin kuat, menyebabkan perih pada luka baru atau lama yang membuka lagi akibat tonjokan dari Kaelis.
Garuda mengomel dalam hati, semestinya dia berada di rumah sakit tempat Raninda dirawat sekarang, meski dirinya tahu bakal dilarang masuk oleh Elang, namun alih-alih menunggu dan memastikan kondisi Raninda dia justru harus terseret ke tempat ini.
Dari semua pilihan, pelabuhan adalah lokasi pertemuan rujukan Gervalt, entah mengapa lelaki itu memanggilnya kemari namun saat ditelpon paman tirinya tersebut berkata. "Urgent, kalau tidak datang kamu sendiri yang rugi".
Jadi disinilah dirinya sekarang. Sudah menunggu hampir setengah jam di area penambatan.
"Sudah datang rupanya" tanya Gervalt sambil berjalan dari arah belakang Garuda.
Lelaki itu memutar badan, tepat di saat Gervalt melepaskan kacamata aviator coklat dari puncak hidung. Dahi pamannya berkerut, alisnya tampak berkedut. "Kenapa setiap kali kita bertemu luka di wajahmu tambah banyak saja. Apa kamu sudah bosan jadi orang ganteng?" guyonnya sarkas.
Garuda berdecak. "Sudahlah jangan banyak tanya langsung ke intinya saja. Buat apa aku dipanggil ke sini?" Berjalan mendekat.
Gervalt menggaruk ujung hidungnya yang tak gatal lalu menaikkan lagi pelindung matanya. "Tidak sabaran sekali, ya sudah ayo. Ikuti aku tapi jangan meleng matanya. Nanti kesasar". Bergerak mendahului Garuda. Haru, si asisten pribadi mengekor persis dibelakang mereka.
Gervalt melewati lorong panjang dipenuhi kargo serta peti kemas di sisi timur penambat pelabuhan. Kemudian jalanan berikutnya lebih mirip labirin, ada lebih banyak gang kecil, semakin masuk ke dalam aroma amis ikan semakin menusuk indra penciuman Garuda hingga membuatnya pusing. Gervalt benar akan satu hal dia musti fokus sebab menolehkan kepala barang sesaat saja dia bisa ketinggalan jejak lelaki itu. Beruntung ada Haru yang memberikan arah.
Mereka tiba di sebuah area pengalengan ikan serta makanan beku. Ada banyak bilik terbuat dari dinding besi beragam warna dengan pintu-pintu logam, plastik polyvinyl menjadi jendela penutup tiap kubik berukuran sekitar 4x8 meter persegi.
Gervalt memasuki sebuah kubik bercat merah, Garuda membaca nomor di bagian atas pintu, R-12. Tangan Garuda terangkat menghalau plastik berwarna putih dipenuhi bercak kekuningan, sesampainya di ambang pintu aroma ikan segar kembali menghantam hidungnya. Lama-lama dia bisa muntah kalau begini caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] The Beauty In The Dark : (#01. The Darkness Heart Series).
Roman d'amour(20+) [Harap follow dulu sebelum membaca ya] ⚠️: Mature contain. Obsessive. Posesive story plot. With Dark mature scene. Please be wise. #01. Rank in Ballad. #04. Rank in Profesi. #07. Rank in Suspense. 💔💔💔💔💔 Raninda, Garuda dan Elang. Tiga an...