💔 The Beauty in the Dark :Part Ten 💔

421 40 6
                                    

Judul lagu multimedia : Iris - Goo Goo Dolls.

Raninda benar-benar bisa tidur nyenyak tanpa bantuan obat tidur sama sekali, setelah kepergian Elang dari kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raninda benar-benar bisa tidur nyenyak tanpa bantuan obat tidur sama sekali, setelah kepergian Elang dari kamarnya. Ketika dia terbangun, waktu telah menunjukkan pukul delapan pagi dan mentari berusaha keras berjuang menyusup dari balik sela-sela jendela sliding vertical selebar bahunya yang tertutup gorden.

Duduk di atas kasur sambil melakukan perenggangan sesaat, Raninda merasa suasana hatinya jauh lebih baik ketimbang kemarin, efek jet lag juga sudah berkurang banyak. Dia sudah akan memasuki kamar mandi ketika mendengar suara teriakan, disertai bunyi benda pecah belah terbanting.

Kaget. Raninda berlari panik keluar dari kamarnya. Sumber kegaduhan berasal dari ruang kamar utama di dekat susuran tangga menuju lantai tiga. Ruang pribadi ayahnya.

Begitu membuka pintu, dia langsung mendapati perkelahian antara si kembar dan ayahnya yang terduduk di atas sofa, terlihat lemas, darah seakan tersedot dari wajahnya.

Raninda tidak berpikir panjang, dia langsung melemparkan diri ke tengah-tengah si kembar. Tepat di momen Elang mengacungkan tinjunya kepada Garuda yang sudah terpojok di sudut meja kerja milik ayah mereka dan isinya berjatuhan semua ke lantai.

Bugh!.

Garuda memejamkan mata. Seakan bersiap menerima tumbukan lain dari kakaknya tapi....

"Ran!!".

Kedua lelaki Saksajaya memekik. Garuda membuka mata. Rupanya tidak terjadi apapun padanya sebab adik tirinya telah menjadi tameng untuknya.

Raninda terjatuh di atas karpet persia warna salem, satu tangan memegangi bahu kanannya yang terasa remuk. Dia sempat mendengar suara tulang beradu tadi.

"Ran! Kenapa?! Maaf aku tidak tahu kalau kamu...." Elang bergerak cepat ke arah Raninda. Menarik perlahan tubuh wanita tersebut kemudian berusaha menggendongnya.

"Cukup kalian!".

Suara teriakan itu berasal dari mulut Raninda yang menolak dibantu oleh Elang.

Mendongakkan kepala sambil bersusah payah berjuang bangkit, matanya terasa panas, ketiga pasang netra yang terlihat mendekatinya tampak terkejut.

"Bunda baru saja dikubur, tanahnya saja masih basah dan kalian bertengkar sampai seperti ini! Apa kata bunda dari atas sana nanti. Kalian pikir bunda bakal senang? Lagipula kalian ini sudah dewasa kenapa masih memakai kekerasan untuk menyelesaikan masalah?!".

"Ran...kamu harus tahu alasannya? Garuda itu...".

"Enough! Apapun masalahnya, pemimpin di rumah ini tetaplah ayah! Seharusnya kita membicarakannya secara terbuka dan dewasa seperti layaknya keluarga pada umumnya. Benar begitu kan yah...." Raninda kini memandang tajam kepada Gandhi. Selama sepersekian detik tampak gelagapan sebelum akhirnya berhasil mengambil kontrol atas dirinya sendiri.

[Completed] The Beauty In The Dark : (#01. The Darkness Heart Series).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang