💔 The Beauty in the Dark : Part Five 💔

542 54 17
                                    

Proses investigasi berjalan lancar dan hanya berlangsung sekitar dua jam, Raninda jadi orang terakhir yang berbicara bersama para penyidik di ruang interogasi. Menurut para agen intelijen, pelaku penyelewengan dana adalah Cahya Susilo, dulunya salah seorang staff di divisi Program, kantor cabang Saksatika group. Sebelum akhirnya dibawa oleh Alena untuk menangani masalah penjualan serta distribusi di galeri pribadinya.

Cahyo diduga kuat memiliki hubungan dengan kartel ternama dari Italia, keluarga Herrozimo, yang kemudian melakukan perdagangan narkotika serta pencucian uang melalui galeri tanpa sepengetahuan Alena. Terlebih setelah Cahyo diberi kepercayaan penuh mengurus masalah galeri saat Alena mulai kolaps.

Alena mulai mencurigai aktifitas tak wajar anak buahnya tersebut, melalui bantuan salah seorang pegawai, Alena berhasil mendapatkan rekaman rahasia yang sengaja dipasang dibeberapa sudut tersembunyi galeri atas perintah ibu tiri Raninda. Hasilnya mengejutkan. Lusinan barang seni berharga dipalsukan, serta penyelundupan narkotika jenis baru dilakukan melalui lukisan-lukisan.

Melalui keterangan dari pegawai suruhan Alena, Cahyo dipanggil menemui bos mereka sebulan lalu. Tepat sebelum kondisi fisik Alena semakin parah, bahkan terdapat tangkapan dari rekaman pengawas atas kunjungan Cahyo yang bisa dibilang cukup jarang menemui Alena tanpa ditemani orang kantor lainnya. Dan hanya berselang seminggu kemudian, perawat pribadi di ruangan Alena diganti. Lalu, kondisi wanita itu menjadi lebih parah dari seharusnya. Kemudian yang lebih mencurigakan adalah, perawat tersebut sudah mengundurkan diri kemarin siang, sementara Cahyo diketahui menghilang sejak semalam.

Polisi dan pihak terkait masih menyelidiki soal kemungkinan keterlibatan antara si perawat dan Cahyo. Pihak penyidik juga meminta kepada keluarga, agar diberi izin untuk melakukan autopsi pada mendiang Alena.

Setidaknya itulah informasi yang bisa Raninda dapatkan untuk saat ini. Perempuan itu keluar dari ruang interogasi dengan langkah gontai. Lututnya lemas. Setiap syaraf dalam tubuhnya terasa lumpuh. Raninda hampir saja jatuh ke atas lantai, beruntung seseorang dengan sigap segera menolongnya. Agen perempuan muda bernama dada Kinara yang ikut berada di dalam ruangan bersamanya tadi.

"Anda sakit? Perlu Ku panggilkan ambulans?". Tanya perempuan muda itu. Terlihat cekatan.

Raninda menggeleng lemah, sudah akan menjawab ketika terdengar derap langkah kaki cepat menuju ke tempatnya. Kemudian sepasang lengan kekar memindah tangankan tubuh Raninda dari agen berbadan mungil tersebut kepada dirinya. Mendongakkan leher, Raninda kaget mendapati sosok Elang kini memeluknya secara protektif.

"Terima kasih atas bantuannya, tapi sampai di sini saya bisa mengurus adik saya". Suara lelaki itu terdengar parau dan tajam.

Agen Kinara terlihat salah tingkah sesaat. "Baiklah saya paham. Oh. Dan omong-omong. Saya turut berduka cita. Ini pasti tidak mudah untuk anda semua".

Agen Kinara terlihat sangat tulus saat mengatakannya, membuat Raninda tersentuh.

Elang lalu berpamitan untuk mereka berdua, dan Agen Kinara mengingatkan mereka agar kembali datang esok hari atau saat kapanpun diperlukan keterangannya.

Keduanya berjalan berdampingan dan sesampainya di lobi, Raninda meminta Elang melepaskan dirinya karena malu tengah menjadi pusat perhatian. Namun bukan Elang namanya kalau mengikuti permintaan adik tirinya begitu saja. Sebaliknya, dia justru meletakkan tangan kanannya melingkari pinggang Raninda dan setengah menarik badan kurus perempuan tersebut hingga kini merapat pada bahunya.

Raninda mendengus seraya mengomel dalam hati. 'Seharusnya aku diam saja tadi!'.

Mereka sudah sampai di parkiran, Raninda celigukan, netra nya berpendar dan terlihat sedang mencari keberadaan seseorang.

[Completed] The Beauty In The Dark : (#01. The Darkness Heart Series).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang