💔 The Beauty in the Dark : Twenty Five (Part B.01) 💔

162 28 8
                                    

Garuda ingat sewaktu ia dan Narayan bertengkar hingga taksi online yang mereka tumpangi berhenti di tengah jalan, meski dia lupa apa persisnya topik penyebab percekcokan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Garuda ingat sewaktu ia dan Narayan bertengkar hingga taksi online yang mereka tumpangi berhenti di tengah jalan, meski dia lupa apa persisnya topik penyebab percekcokan mereka. Kemudian Narayan mengatainya 'brengsek!'. Mendorong Garuda sampai terjatuh di tepian trotoar dan pergi meninggalkan dirinya sendirian di jalan raya.

Kemudian semuanya menjadi samar.

Garuda terjaga di atas kasur bukan miliknya, namun segala hal tentang kamar juga aroma pembersih lantai daun aloe vera di dalam tempat itu tidaklah asing baginya. Dahinya berkerut dalam, dia mengernyit kesakitan seraya memegangi satu sisi kepala, otot-otot di tubuhnya begitu lelah, keletihan teramat sangat menerjangnya hingga yang ia inginkan hanyalah kembali terlentang di ranjang. Lalu terdengar suara langkah kaki dibarengi pintu membuka lalu sosok tersebut masuk ke dalam dibarengi seulas senyum tipis.

"Sudah bangun? Cepat amat" berat suara bariton kavalier milik Gervalt Roswell memenuhi indra pendengaran Garuda.

"Om Geri?" dia kembali terduduk di atas kasur. "Kok aku bisa ada di sini?" bertanya. Sudut mata mengekor pergerakan Gervalt yang kini meletakkan pantatnya di atas sofa bed cliner warna abu-abu tua.

"Kamu nggak ingat apapun? Malam-malam menelpon ku minta di jemput di pinggiran jalan raya arah ke Cibubur, saat kutemukan kamu terduduk di atas trotoar sambil menangis serta marah-marah bagaikan tunawisma pecandu alkohol" jawab Gervalt. Raut mukanya datar namun nada bicaranya terdengar sarkas.

Garuda tercenung sesaat, dia sungguh tidak mengingat apapun. Lelaki itu akhirnya terduduk dalam posisi menumpukan kedua siku di atas lutut dan membenamkan wajahnya ke telapak tangan, ketika satu persatu memori mulai memasuki ingatannya dia cuma bisa meringis, berikutnya yang datang adalah gelombang rasa malu juga percikan amarah.

"Maafkan aku, om. Semalam aku kacau....". Ujarnya parau.

"Sekarang mandilah, kemudian makan dan kita perlu bicara. Sebelum kamu menceritakan masalahmu ada yang harus ku sampaikan lebih dulu padamu".

"Soal?" Garuda menurunkan kedua tangannya perlahan.

Pamannya itu sudah kembali berdiri tegak di tengah ruangan. Satu tangannya dimasukkan ke dalam celana jogger putih, netra nya sedikit tertarik naik di kedua sudut, memberikan tatapan sarat akan misteri. "Tentang identitas mu yang sesungguhnya. Juga soal ibu kandung mu".

Deg!.

"Ap....".

"Sudah waktunya kamu tahu Garuda. Juga fakta kalau seharusnya kamulah yang mewarisi seluruh kekayaan mendiang kakakku, bukannya anak lain".

Garuda masih terbeliak kaget.

Gervalt membiarkan keponakannya kebingungan di atas kasur selama sesaat. Namun sebelum dia benar-benar beranjak pergi dari kamar lelaki itu menolehkan kepala lantas memandangi Garuda melalui bahu sembari berujar lagi. "Oh. Tidak usah merasa bersalah juga soal Raninda. Memang sudah semestinya kamu mendapatkan semua yang kamu inginkan, karena hanya pecundang yang akan kehilangan semuanya".

Omongan Gervalt barusan bagaikan tinju yang menghantam Garuda tepat di wajah. Bahunya seketika merosot dan perutnya terasa semakin sakit akibat dicengkeram kuat-kuat dari dalam.

Garuda kebingungan, bertanya-tanya dalam hati mengenai maksud perkataan pamannya barusan. Jika apa yang ia pikirkan sama seperti Gervalt, maka lelaki itu tahu darimana soal masalahnya dengan adik tirinya?.

Jika tahu? Sudah sejauh apa?.

Garuda berusaha bangkit dari ranjang, ingin bertanya lebih lanjut akan tetapi Gervalt sudah keluar dari kamar sambil menutup pintu. Satu sudut bibir paman Garuda tertarik membentuk sebuah seringai licik. Kilatan di kedua matanya berisi sebuah rencana.

Hayoloooh om ganteng ternyataaaaaah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayoloooh om ganteng ternyataaaaaah...
Ternyataaaah....
Ternyata sales panci.
Heh!.
Maaf ya kalau part ini sedikit banget. Saya hari ini bakal hetic sekali 😭😭 kalau harus edit keseluruhan bab belum bisa. Cuma ngerasa berhutang budi sama pembaca jadi saya pecah sebagian.

Sekali lagi maaf . Semoga besok bisa lebih santai biar updatenya enak juga huhuhu.
.have a great Friday all 💕 warm and Regards.

[Completed] The Beauty In The Dark : (#01. The Darkness Heart Series).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang