💔 The Beauty in the Dark : Part Thirty Two (B) 💔

154 20 2
                                    

Judul lagu multimedia : Samuel Kim - Running up the hills cover by Kate Bush.

Raninda tertidur lelap lagi malah itu, meski masih banyak masalah harus diselesaikan namun setidaknya satu persatu batu ganjalan di hati sudah terpecahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raninda tertidur lelap lagi malah itu, meski masih banyak masalah harus diselesaikan namun setidaknya satu persatu batu ganjalan di hati sudah terpecahkan. Masalah rumit dari masa lalunya mulai teruraikan dan sejujurnya itu sungguh-sungguh melegakan. Bahkan Raninda sampai dititik di mana dia menyesal, kenapa tidak berkata jujur pada semua orang sejak dulu, mungkin problemnya tak akan akan makin ruwet. Cuma Raninda meyakini satu hal, segala sesuatu memang ada masanya. Sekarang waktunya segala hal terbongkar.

Selesai mandi serta berganti baju, Raninda keluar dari kamar dibarengi langkah riang. Dia sempat menghampiri kamar tidur ayahnya serta Elang namun keduanya sudah kosong. Dia berpikir apa mungkin mereka sudah berangkat lebih dulu.

"Apa mereka sudah berangkat kerja duluan? Tapi kok tumben biasanya kakak bakal mengirim pesan" ujarnya lirih sambil melihat ke arah ponsel.

Tapi begitu melihat jam yang tertera di handphone, wanita itu bergegas memasukkan ponselnya ke dalam tas bahu lalu setengah berlari menuruni tangga. Raninda sudah mencapai dasar ruang keluarga tepat ketika dia mendengar teriakan dari belakang.

"Surprise!!!".

Membalikkan badan. Air muka Raninda dipenuhi keterkejutan.
"Mama! Si kembar!".

Tiga figur yang memiliki tinggi badan berbeda menghambur ke arahnya. Nirina Prasetya mendekap putri sulungnya erat. "Ya Tuhan Ran, mama kangen banget".

"Iya, ma, sama. Ran juga. Maaf ya jadinya harus seperti ini" ucap Raninda. Dadanya bagai ditabuh oleh perasaan terharu.

"Nggak apa-apa, Nak. Mama paham kok" Nirina membelai lembut rambut putrinya yang terasa sedikit kering. Sedikit melonggarkan pelukannya lalu menundukkan kepala agar bisa memandangi Raninda. "Tapi kamu baik-baik saja kan, maksud mama. Kamu nggak sakit dan semacamnya kan?".

Raninda menggeleng pelan, bibir tipis indahnya membentuk lengkungan senyum. "Ran sehat, kondisiku sekarang bahkan sepertinya jauh lebih baik dari sebelumnya. Mama jangan cemas ya, ayah dan Kak El merawat ku dengan sangat baik" dia mencoba meyakinkan ibunya melalui tatapan mata.

Nirina mendesah lega begitu merasa tak menemukan kebohongan pada netra putrinya.

"Terus, giliran ku kapan? Hello, disini juga ada yang kangen nih bukan mama aja". Celoteh suara feminim berjenis sopran coloratula di belakang Nirina.

Raninda dan Nirina saling melepaskan diri. Beralih kepada sosok gadis remaja bertubuh tinggi ramping yang terlihat semakin jenjang dibalik balutan skinny jeans hitam serta sweater merah bermotif horizontal ungu muda lengan panjang.

Charlene Prasetya-Han merentangkan kedua lengan panjangnya ke depan kemudian Raninda bergantian memeluknya. "Bogo sipeosseoyo....(Aku merindukan mu)". Ucap gadis berwajah putih pucat tersebut dengan mulut terkatup.

[Completed] The Beauty In The Dark : (#01. The Darkness Heart Series).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang