Elang dan Raninda menunggu reaksi Gandhi, ayah mereka tampak kehilangan arah selama sesaat, tampak jelas dari raut wajahnya. Bola mata Gandhi berputar memandang sekitar kamar putrinya, kedua tangan diletakkan di atas pinggang, ketika fokusnya tertuju lagi kepada kedua anaknya bibirnya membentuk senyum terpaksa.
"Kalian sedang bercanda kan?".
Elang meraih tangan Raninda, menggenggamnya erat lantas sengaja menunjukkannya ke hadapan Gandhi sambil menyeringai. Seolah ingin memperlihatkan kepada lelaki itu fakta soal kebenarannya. Raninda sendiri terkesiap kaget melihat BBM betapa beraninya tindakan nekad Erlangga saat ini. Dan juga sejak kapan akhirnya mereka berdua jadi berdiri bersampingan seperti sekarang.
Gandhi mengedipkan mata beberapa kali, mengambil satu tarikan napas. Memutar badan dramatis lalu kembali memandang wajah Elang serta Raninda satu persatu secara lama. Mereka menampakkan air muka berbeda. Jika Elang dipenuhi tekad juga sorot penuh keberanian, anaknya justru sebaliknya. Lebih mirip bocah SD tertangkap mau membolos oleh gurunya.
Mendesah berat, Gandhi menunjuk Elang. "Baiklah, kasih ayah waktu buat memikirkan masalah ini".
Erlangga memaksa Raninda berjalan maju, lantas menjawab. "Elang paham betul kebingungan ayah saat ini, orang tua manapun juga pasti bakal kesulitan menerima kenyataan kalau ternyata putra bawaan pasangannya ternyata punya hubungan khusus dengan anak kandungnya....".
"Nah! Itu kamu tahu" Gandhi menyela. Sedikit berapi-api.
"Akan tetapi...." Elang berusaha menenangkan Gandhi melalui gerakan satu tangannya yang bebas. "Ayah juga bisa melihat sisi positif atas hubungan kami. Pertama ayah tahu persis siapa diriku, bagaimana sifat dan karakterku selama ini mengingat ayah sendiri ikut mendidik ku bukan? Sehingga ayah tak perlu repot-repot memahami apalagi mencari tahu soal diriku. Beda kasus kan kalau pacar Raninda orang luar".
"Kak El..." Raninda menolehkan wajah, mencoba menyela.
Elang menahan apapun yang akan Raninda katakan melalui perintah pada matanya. Kembali melihat kearah Gandhi. "Dan kedua. Karena ayah sudah tahu persis bagaimana watak ku, maka semestinya ayah juga paham kalau aku sungguh-sungguh. Perasaanku pada Ran sangat amat terlalu serius. Cinta yang aku pupuk ini sudah ku tahan sedemikian rupa sejak dulu hingga akhirnya sulit aku pendam lagi. Elang bakal menyerah jika Ran tak punya asa serupa pada El, namun kenyataan berkata lain. Raninda Saksajaya" kini menatap lekat-lekat wanita yang tampaknya mulai menggigil karena panik disampingnya tersebut. "Benar kan kalau kamu juga mencintai ku? Kemarin kamu bilang begitu ke aku" nada di akhir kalimat Erlangga terdengar merajuk.
Raninda melotot-melotot memandangi Erlangga, kepanikan sudah menjalar memenuhi dirinya. Andai saja dia punya kemampuan menyampaikan isi pikiran, pasti Elang sudah mendengar jutaan kalimat omelan dialamatkan kepadanya.
"Ran apa yang dikatakan El...maksudku kakakmu ini benar?" Entah mengapa Gandhi seakan sengaja menekankan kata 'kakak mu'. Kedua netra nya menyipit hingga membentuk segaris lurus.
Hati Raninda mencelos, bahunya melorot dibarengi perut bagai diaduk-aduk seperti isian bubur dicampur rata menjadi satu.
Dia sudah tak punya pilihan lagi, Raninda tak bisa mundur.
Mendesah pasrah, Raninda merasakan genggaman tangan Elang di dalam telapak kanannya semakin kuat. Melihat kekasihnya sejenak, lelaki itu seolah sedang mentransfer keberanian melalui kekuatan pada sorot lembut sepasang iris kelabu indahnya.
Raninda seakan bisa mendengar alunan musik bergaung di dalam kepala. Di momen netra mereka menyatu, sebuah tekad berhasil mendorong keluar semua rasa takut dari dalam dirinya serta hanya ada keberanian tersisa.
'Ya sudahlah, toh cepat atau lambat ayah juga bakal diberitahu'.
Sendi leher Raninda bergerak menghadap depan. Menguatkan hati, ia menjawab pertanyaan Gandhi sambil melakukan kontak mata bersama ayahnya.
"Itu benar. Raninda dan Kak Elang sudah sangat lama sekali memendam perasaan cinta lebih dari sekedar saudara. Kalau dulu Ran masih menahannya karena banyaknya alasan, tapi sekarang Ran sudah nggak mau lagi. Ayah, Ran seumur hidup sangat jarang meminta sesuatu bukan, itu sebabnya ayah suka bilang betapa beruntungnya diri ayah sebab memiliki seorang putri penurut serta patuh. Oleh sebab itu, ini pertama kalinya sejak sekian lama....amat sangat lama.... Raninda memohon pada ayah. Berikan restu ayah pada hubungan kami. Dalam hidup Ran, terlebih saat ini, nggak ada yang lebih membahagiakan selain bisa tinggal bersama serta bahagia bersama ayah dan Kak El sebagai satu keluarga utuh. Namun, bukan sekedar kakak dan adik, dalam kasus kami Raninda mau lebih" akhirnya meletakkan seluruh fokus kembali pada Erlangga.
"Ayah, kalau kelak ada yang harus menjadi suami Raninda sekaligus bapak dari cucu-cucu ayah, maka dialah orangnya. Erlangga Saksajaya. Cuma Kak El yang Raninda mau dan pilih buat hidup bersama. Itu sebabnya, tolong permudah langkah kami dan maafkan permintaan egois putrimu ini".
Retina Elang melebar hingga batas maksimal, pancaran sinar pada kedua netra menunjukkan keterkejutan atas ucapan Raninda barusan yang terlihat begitu jujur dan ia tahu sangat tulus.
Sementara Gandhi Saksajaya terkena gelombang kejut, sebab melihat betapa seriusnya ucapan putri kandungnya barusan. Juga keberanian Raninda memang tidak main-main.
"Oh baiklah...oke...ayah butuh duduk". Ucap Gandhi. Lantas berjalan terhuyung-huyung dan kembali meletakkan pantatnya di tepian ranjang.
Dari semua kejadian yang menimpa keluarga mereka, harus Gandhi akui, pernyataan jujur antara putri kandung serta putra tirinya memang membuatnya.....hampir tidak bisa berpikir. Namun Gandhi tak mau munafik, sesungguhnya....
....jauh dalam hatinya yang terdalam, jika Erlangga Roswell orangnya, dia sendiri juga sangat bahagia.
Sejujurnya..
Sori ya saya potong jadi tiga part. Karena saya bakal super repot selama beberapa hari ke depan🙈.
Dan. Work ini akan terus saya edit. Saya benerin typo dll. Makasih banyak bagi yang udah koreksi serta memberikan kritik dan saran. Kalian semua luar biasa. Maaf kalau ada keterlambatan dalam membalas pesan ya.
Have a great day all. Warm and regards 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] The Beauty In The Dark : (#01. The Darkness Heart Series).
Romance(20+) [Harap follow dulu sebelum membaca ya] ⚠️: Mature contain. Obsessive. Posesive story plot. With Dark mature scene. Please be wise. #01. Rank in Ballad. #04. Rank in Profesi. #07. Rank in Suspense. 💔💔💔💔💔 Raninda, Garuda dan Elang. Tiga an...