"Ta. Lo di panggil Bu Dewi," ucap ketua kelas sekembalinya dari menaruh buku tugas.
"Suruh ngapa?" jawab Tina posesif. Kenapa orang-orang di sekitar Ita jadi overprotect begini? Masalahnya ada dua. Antara dulu Ita yang nggak peka atau mereka berubah semenjak Ita memutar waktu.
"Nggak tau. Mungkin mau ngomong ujian susulan," lanjut ketua kelas.
"Mau gue temenin nggak?" tawar Tina ketika melihat Ita bangkit.
"Nggak usah. Kayak gue bakal tersesat aja."
"Yah, kan siapa tau lo lupa denah sekolah karena udah lama nggak masuk."
Ita hanya berdecak kemudian melengos pergi. Sedangkan Tina terus menatap punggung Ita hingga hilang di balik pintu.
"Tumben nggak mau dianter. Biasanya ke WC aja minta anterin," gumamnya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Tina merasa ada kejanggalan selepas operasi tempo lalu. Kalau bisa dibilang, Ita lebih bersikap dewasa dibanding dulu.
"Apa karena dia baru aja singgungan sama maut ya?" rancau Tina.
"Siapa?" sahut suara bariton.
"Anjir! Kaget bogel!" pekik Tina terkejut dengan kedatangan Hesa.
"Lo kalau dateng nggak usah kayak jelangkung sih. Nggak diundang tiba-tiba nongol. Mana ngagetin lagi!"
"Tck! Jelangkung-jelangkung. Mana ada jelangkung ganteng kayak gue?"
"Hih! Situ ngaku ganteng? Kaca di rumah lo pake kaca buram ya? Pantes!"
"Kaca buram aja ganteng. Apalagi lihat langsung. Ya nggak?" tanya Hesa narsis sambil menaikturunkan alis.
Dengan Tina, Hesa tidak pernah menyurutkan aksi tengilnya. Entahlah, mungkin kebisaan ini ada kaitannya dengan momen saat Hesa menembak Ita. Saat itu Tina bertampang masam menyuruh Ita menolak Hesa dengan alasan karakter Hesa yang terkenal playboy.
Padahal kenyataannya betina-betina itulah yang carper duluan ke Hesa. Membuatnya sering berurusan dengan gadis hingga rumor playboy menyeruak ke seantero sekolah.
"Idih! Otak lo nggak beres!" ketus Tina melengos.
"BTW, Ita mana?"
"Lagi menghindar. Biar nggak ketularan otak sengklek lo!"
"Tck! Serius!" gegas Hesa.
"Lagi dipanggil kepala sekolah."
"Ngapain?"
"Ya mana gue taulah!"
"Hemm, ya udah, titip ini ya? Kasih ke dia kalau udah balik," ucap Hesa menyerahkan susu UHT. "Awas sampai nggak dikasih," ancam Hesa melotot sebelum pergi.
"Ih minta tolong kok maksa! Kalau nggak obat nyamuk ya babu. Capek hidup sama mereka!" oceh Tina. Walaupun begitu ia tetap memberikannya nanti.
***
Hari ujian susulan sudah diputuskan. Tepatnya besok, di ruang kepala sekolah. Ita tidak terkejut sih. Pasalnya di masa lalu juga seperti itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/309741801-288-k750980.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER ENDING (TERSEDIA EBOOK)
Fantasi[Follow dulu sebelum baca ya gaes] "Kalau diberi kesempatan untuk mengulang waktu. Hal pertama yang mau kamu ubah apa?" "Tidak pernah bertemu dengan suamiku!" Ita diberi kesempatan oleh sang waktu untuk menulis kembali hidupnya. Namun, siapa yang me...