Semilir angin menggerakan anak rambut Ita. Berayun mengikuti arah mata angin. Sepenggal awan mendung sempat menutupi terik matahari hingga beberapa detik. Bersamaan dengan perginya awan mendung itu Tina melebarkan senyumnya.
"Canda kali! Hahaha.... Anjir muka lo serius banget," tawanya masih terpingkal-pingkal. Sedangkan Hesa pun ikut tersenyum.
Jantung Ita hampir berhenti berdetak jika Tina tetap diam menunggu jawaban. Ah! Ita lupa, dua orang terdekatnya ini memang sangat peka. Pasti mereka menyadari sikap Ita yang berubah.
Untuk ke depannya Ita harus berhati-hati!
"Tck! Bikin orang bingung aja!" dengus Ita cemberut.
"Hehe, maaf sayang bukan itu yang mau kita omongin," sahut Hesa. Meliril singkat ke Tina.
"Terus?"
"Ini tentang rencana masa depan kita."
Miris sekali! Orang yang akan meninggal justru merencanakan masa depan. "Humm, gimana? Aku mau denger."
"Jadi, Aku udah fix mau lanjut di Universitas Gardamuda jurusan IT. Terus kalau Tina-"
"Itaaaa!" serobot Tina. Tanpa mengindahkan kehadiran Hesa yang memang dia anggap hama sejak awal. "Coba tebak, gue bakal kuliah jurusan apa?" sambung Tina cepat.
"Design Grafis?" tebak Ita tepat sasaran.
"Yup! Gilaaa! Gue nggak nyangka Kakak gue bakal setuju. Argh! Gue seneng banget Taa! Ini berkat lo. Gue berani speak up berkat lo! Makasiiih," peluk Tina erat. Membuat Ita sesak dan meronta.
"Congrat yaa buat kalian," ucap Ita.
Seketika suasana berubah suram. Ita tidak paham ucapan bagian mana yang membuat tatapan mereka layu seperti ini.
"T-terus lo gimana?" Tina melonggarkan pelukannya. Menatap Ita tanpa melepas tangan dari pundak Ita.
"Hemm.... yang penting gue punya ijazah dulu. Semoga aja Universitas Gardamuda belum tutup pendaftaran mandiri," ucap Ita pasrah. Ia tidak mengharap lebih.
"Aku denger Universitas Gardamuda paling belakang tutup pendaftaran. Pasti kamu bisa Ta," sahut Hesa kemudian. Si penenang suasana.
"Yup! That's right!" ucap Ita semangat.
"BTW, lo ngapain ke sekolah? Mau pamer nggak lulus?" celetuk Tina tidak punya otak!
"Ya kali! Kurang kerjaan banget! Gue ada janji sama Hesa. Emangnya ngapain lagi gue ke sekolah?"
"Oh, kirain, ya udah gue cabut dulu. Kakak gue udah nunggu di bawah."
"Oke. Hati-hati Tin. Happy family day," ejek Ita. Padahal ia tahu betapa kesalnya Tina tidak diizinkan merayakan kelulusan bersama teman.
"Sialan anda!" Setelah itu ia melengos pergi.
"Jadi pertama kita kemana dulu ya?" monolog Ita.
Dirasa tidak merespon Ita langsung menoleh ke Hesa. Tumben sekali Hesa banyak diam.
"Sa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER ENDING (TERSEDIA EBOOK)
Fantasía[Follow dulu sebelum baca ya gaes] "Kalau diberi kesempatan untuk mengulang waktu. Hal pertama yang mau kamu ubah apa?" "Tidak pernah bertemu dengan suamiku!" Ita diberi kesempatan oleh sang waktu untuk menulis kembali hidupnya. Namun, siapa yang me...