Bab 2 🔞 Mencari pekerjaan

1.4K 56 2
                                    

Sara merapihkan pakaiannya di lemari yang ada didalam kos nya.

Rumah sepetak yang hanya ada kamar dan kamar mandi itu terasa sangat sesak untuk Sara yang biasa hidup bergelimangan harta.

"Huhhfffff semangat Sara, jangan manja." Ucap Sara menyemangati dirinya.

Sara merebahkan tubuhnya di kasur tipis yang sekarang menjadi tempat tidurnya.

Menatap langit-langit kamar yang terlihat sering bocor karena terlihat dari banyaknya lingkaran-lingkaran yang ada di langit-langit kamar kosnya itu.

"Yah, Bu. Sara gak sanggup." Dia mengusap air matanya. Dia yang biasanya dilayani bahkan tak pernah bekerja harus banting tulang untuk biaya rumah sakit kedua orang tuanya.

"Cepat sadar Yah, Bu. Sara butuh kalian untuk menyemangati Sara." Sara mengusap air matanya lalu beranjak, dia gak boleh malas-malasan.

***
Aku ingin menjerit, ingin berteriak, dan ingin menjerit mengatakanya. Tapi yang bisa aku lakukan hanyalah berbisik "Saya baik-baik saja.

Sara mengusap peluhnya, kakinya sudah sangat kram karena terus saja berjalan mencari pekerjaan.

Dari kantor satu ke kantor lain tapi tidak ada satu pun kantor yang menerima.

"Bu air mineralnya satu." Ucap Sara pada pedagang pinggir jalan, dia sangat haus dan lapar tapi dia harus berhemat agar uangnya cukup untuk makan dan membeli obat Orang Tuanya.

"Abis dimana Neng?" Tanya pedagang itu sambil menyodorkan minum yang di pesan Sara.

"Cari kerja Bu, tapi belum satu perusahaan yang nerima."

"Sabar Neng, emang susah cari kerja di kota besar ini."

"Iya Bu, makasih" Sara meneguk air mineral sampai habis, setidaknya itu bisa mengurangi rasa laparnya.

Setelah lelah mencari kerja, Sara pun ke rumah sakit untuk melihat keadaan orang tuanya.

Sara menatap sayu kedua orang tuanya yang masih saja tidur dengan tenang seakan mereka sedang bermimpi indah.

"Ayah, bagaimana keadaan Ayah hari ini. Sara kangen, cepat bangun ya Yah jangan tidur terus."

Sara pun beranjak menghampiri brankas ibunya.

Sara mengecup kening Ibunya, air mata yang dia tahan-tahan kini lolos begitu saja.

"Bu, bangun Sara gak sanggup sendiri disini." Sara yang begitu kuat saat berhadapan dengan Ayahnya kini lemah saat berhadapan dengan sang Ibu.

"Kenapa kalian terus tidur, ayo cepat bangun Sara butuh kalian." Sara mengatup tangannya di atas tempat tidur sang Ibu, dia menangis di sana.

Tanpa Sara tau kalau Ibunya ikut meneteskan air mata.

"Oke Sara, jangan seperti ini. Kamu harus menyemangati mereka." Sara langsung berdiri, dia mengecup Ibu dan Ayahnya.

"Sara pamit dulu ya, kalian harus sembuh." Ucapanya, baru saja keluar Sara sudah di hampiri suster.

"Maaf Mba Sara, anda di suruh ke bagian Administrasi."

"Iya sus, terima kasih."

Jantung Sara seakan berdetak dengan kencang, dia belum punya uang untuk membayar biaya rumah sakit.

"Permisi Sus, Saya Sara. Maaf berapa ya tunggakan orang tua Saya." Tanyanya pada petugas Administrasi.

"Oh Iya, sebentar ya." Suster yang bertugas pun langsung mengeceknya lalu memberikan pada Sara.

Married with Mr.Gay (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang