Bab 30

1K 34 1
                                    

Pov Leon.

Aku begitu senang mendapat kabar kalau Sara mengandung, apalagi Sara mengandung anak kembar. Tentu saja itu menambah ke bahagiaku.

Tapi aku sangat pusing mencari TNI botak, ada-ada saja memang ngidamnya.

Aku juga sudah menelpon Mike, menanyakan padanya dimana rumah TNI meskipun tak botak aku kan minta untuk di gunduli, berapa pun bayaran asal anakku tak ileran.

"Kita mau kemana sih, Mas?" tanya Sara.

"Nyari TNI sesuai keinginan kamu."

"Ko jauh banget sih, emang di jakarta gak ada ya?" Entah aku yang sudah bodoh atau Mike yang mengerjaiku.

Kenapa aku tidak ke pikiran ya.

"Oh iya ya, Aku lupa. terus gimana kita putar balik?' tanyaku.

"Gak usah deh tiba-tiba Aku pengen makan mie di puncak."

"Yasudah kita kesana." untung saja Sara tak minta putar balik, Aku kembali melajukan mobilku menuju puncak. Udara puncak sudah mulai terasa saat mobilku baru saja sampai bogor.

Emang asri, apalagi perkebunan teh yang sangat memanjakan mata.

Aku menghentikan mobilku di warkop puncak, Sara langsung turun dari mobil terlihat dia begitu senang saat kami baru sampai.

"Ayo mas cepatan." ajaknya. Padahal hanya akan makan mie instan Sara begitu senang seperti itu.

"Pak Mienya 2 ya yang satu yang banyak cabenya." pesan Sara pada penjual Mie.

Aku mengajak Sara untuk duduk di mobil menunggu pesanannya.
Sepertinya enak juga kalau menginap di sini, udaranya segar.

"Sayang, bagaimana kalau kita pulang besok saja." tawarku pada Sara.

"Boleh Mas, aku juga masih betah. Udaranya beda banget dari Ibu kota, paru-paru berasa langsung bersih." sahutnya.

Tak lama pesanan pun datang, Sara begitu lahap menyantapnya.

"Enak Yang?"

"Hempt." Sara terus saja menyeruput mie instannya.

"Ya sudah habiskan nanti setelah ini kita cari penginapan."

***

Setelah makan Sara dan Leon langsung mencari resorts, bahkan kini Sara sudah tertidur dengan nyenyak.

"Baru juga selesai makan! udah tidur aja." Leon berjongkok di samping tempat tidur, dia menyingkabkan pakai Sara, terlihatlah perut mulus dan putih yang sedikit menonjol. Hamil anak kembar tentu saja membuat Sara lebih cepat terlihat tonjolannya.

"Hay Boy." bisik Leon di perut Sara.

"Astaga Kau perempuan atau laki-laki, Aku bahkan bingung untuk menyapamu." gerutu Leon karena tak tau jenis kelamin anaknya.

"Sudahlah!! kau tau Baby, Aku sangat bahagia saat kau di nyatakan ada di sini." ucapnya sambil mengusap lembut perut Sara.

Mataku berembun, aku tak bisa membendung rasa harunya. Mungkin ini rasanya saat orang tuaku tau aku ada di dalam rahimnya, sekarang Leon mengerti kenapa Ibunya begitu menyayangi dia meskipun Leon Gay.

Sekarang aku juga mengerti kenapa Ayah begitu keras padaku, karena menjadi orang tua tak semudah itu.

Sepertinya Aku harus meminta maaf pada kedua orang tuaku.

"Jangan menyusahkan Ibumu ya Baby, apalagi membuatnya sakit. Kau tau dia wanita kedua setelah Ibuku yang membuat Aku takut kehilangannya. Apa kau mau melihat Ibumu? dia sangat cantik, angun, seksi dan hot." bisiknya sambil terkekeh.

Married with Mr.Gay (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang