Bab 37

452 32 0
                                    

Tubuh Gina mematung membaca pesan Ari. Jika Ari sibuk dan tak sempat memesan makanan untuknya lalu selama ini siapa yang selalu memesankan makanan untuk dia.

"Kalau bukan Ari lalu siapa?" monolognya.

Sore harinya Gina langsung pulang kerumah karena tak enak badan, beginilah bekerja saat hamil apalagi kalau kecapean.

Gina menatap makanan yang sudah mengantung, tak hanya susu, dan buah-buahan di sana juga ada vitamin. Sepertinya orang itu tau apa yang Gina butuhkan.

Gina langsung nengok kesana kemari tapi nihil, tak ada siapa pun. Dia mengambil makanan itu dan masuk ke dalam rumahnya.

"Hampir aja ketahuan."

Dia pun pergi saat makanan yang di belinya sudah Gina ambil, tanpa Rizal ketahuan Gina yang tak sengaja mau keluar melihat Rizal keluar dari persembunyiannya.

"Mas Rizal? jadi selama ini dia yang ngasih makanan ini?" ada siratan kebencian yang terpancar di wajahnya. Kenapa baru sekarang laki-laki itu perhatian padanya kenapa tidak sedari dulu.

Gina mengusap air matanya, meskipun dia membenci Rizal nyatanya dia juga membutuhkan laki-laki itu. Kehamilan membuat Gina sangat sensitif.

Ke esokan harinya Rizal kembali mengirim Gina makanan tapi kali ini dia menolaknya membuat sang kurir kelimpungan.

"Bilang padanya antarkan sediri." ucapnya sambil pergi meninggalkan sang kurir.

Kurir pun membalikan makanan itu pada Rizal.

"Apa Gina sudah tau ya, tapikan aku sudah hati-hati agar tidak ketahuan." monolognya. Rizal mengacak-acak rambutnya frustasi.

***

Hari ini Sara akan mengantarkan mertuanya ke bandara karena Papah mertuanya terus saja menelpon menyuruhnya pulang.

"Leon mammy gak mau pulang." rengeknya seperti anak kecil yang akan di kembalikan ke rumah orang tuanya setelah main.

"Nanti Pappy Blacklist aku dari daftar warisan lagi Mih." sahutnya membuat Sara tersenyum geli melihat perdebatan mereka.

"Kamu tenang aja, warisan kakek kamu masih banyak. Jangan anterin Mammy pulang.' Monica terus saja merengek, dia sudah seperti anak kecil padahal sudah akan memiliki cucu.

"Mammy pulang dulu kasian Pappy gak ada yang ngelonin atau mammy mau aku nyuruh Amel buat merangkap jadi istri mudanya." ucap Sara.

Monica langsung terdiam mendengar ucapan Sara, mana mau dia berbagi suami dengan wanita lain.

"Iya tapi nanti mammy kesini lagi ya." ucapnya pasrah.

"Iya Mih." tak lama mobil yang di bawa Leon sampai bandara.

Monica begitu enggan untuk pergi meninggalkan Sara, bahkan dia terus saja bulak balik seakan tak mau pergi.

"Buruan Mih." jengah Leon yang kesal melihat Mammynya.

"Iya sabar napa sih." dengusnya sebal. Monica kembali memeluk Sara, bahkan Monica tak melepaskan Sara kalau Leon tak kembali bicara.

dengan wajah cemberut Monica menyeret kopernya menjauh.

"Aku ko punya mammy kaya punya anak, gak bisa di bilangin. Heran." omel Leon.

"Aku pasti kesepian banget Mas." sahut Sara menghentikan ocehan Leon. Sara masih saja menatap ke arah Mertuanya yang sudah hilang masuk kedalam pesawat.

"Kita doakan saja semoga mammy sehat terus biar bisa kuat bulak balik Indonesia Amerika yang jaraknya gak deket ini." ucap Leon sambil merangkul Sara mengajaknya pergi.

Married with Mr.Gay (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang