Bab 46

386 26 0
                                    

Hari ini Sara dan Gina sedang mengadakan reuni, tak lupa mereka membawa bayi-bayinya.

Sudah satu jam mereka diam di cafe tapi Amel tak kunjung datang.

"Cup cup." Sara menggendong Sena yang sepertinya sudah mengantuk. Tak lupa dia juga membawa babysisternya.

"Amel ko belum datang juga ya, Ra." Ucap Gina sambil terus menghubungi Amel. Gina melirik anaknya yang sedang tidur terlelap.

"Iya sekarang dia jadi wanita karir, sibuk banget." timpal Sara. Sambil menimang-nimang Sena.

"Sorry gue telat." ucap Amel yang baru saja datang.

Sara yang sedang menimang-nimang Sena pun langsung menoleh, begitu juga dengan Gina.

"Gapapa gak heran wanita karir mah sibuk." sindir Sara. Amel tersenyum kecut.

Amel tak menyahuti, dia menatap kosong bayi-bayi mungil yang tertidur dengan lelapnya.

Ada ketakutan yang Amel rasakan, bagaimana kalau dirinya hamil, dan orang tuanya tahu. Mereka pasti akan sangat kecewa sekali padanya, bagaimana menjelaskan semua ini pada mereka, bagaimana...

"Mel, lo kenapa sih datang-datang malah ngelamun gak jelas." omel Sara.

"Ra, Gin, gue balik dulu ya. Gue gak enak badan." ucapnya sambil beranjak dari duduk.

"Lohh Mel.. Mell." Amel tak menyahuti dia terus saja berjalan meninggalkan kedua temannya yang sedang kebingungan.

***

Langkah Amel terhenti, tubuhnya begitu kaku saat orang yang dia hindari 2 minggu ini sedang menatapnya.

Nafas Amel memburu, ketakutan dan kebencian menyatu menjadi satu.

Amel memejamkan matanya, dia melangkah semakin mendekati pintu apartemennya.

Amel tak menghiraukan kehadiran Mike yang masih menatapnya dengan tatapan yang tidak Amel mengerti. Dia menganggap Mike tidak ada, setelah memasukan kode Apartemennya Amel masuk ke dalam, tapi saat akan menutup pintu Mike menahan dengan tangannya.

"Aku ingin bicara." ucap Mike dingin.

"Pergi kamu brengsek, Aku tidak ingin bicara denganmu." sahut Amel sambil mendorong pintu dengan punggungnya.

Air mata kini membasahi wajahnya, ketakutan dan jeritan minta tolong membuat tubuh Amel bergetar.

"Jangan Tolong." jerit Amel dari dalam. Tubuh Amel merosot, dia memeluk lututnya ketakutan.

"Mel."

"Jangan!! pergi kamu brengsek. Tolong." Amel histeris, dia menjelaskan kepalanya di kedua kaki yang di peluknya.

"Amel," Mike terus saja memanggil Amel, dia begitu khawatir karena Amel terus saja berteriak.

Tiba-tiba saja pandangan Amel mulai menghitam, tubuhnya pun terhuyung kesamping dan..

brukkk

Amel pun tak sadarkan diri dengan tubuh menghalangi pintu, Mike sekuat tenaga mendorong pintu apartemen Amel.

"Amel, " Matanya membulat melihat Amel sudah tak sadarkan diri, dia pun mendorong kembali pintu agar tubuhnya bisa masuk.

"Ya Tuhan, kenapa dengannya." Mike langsung menghubungi dokter keluarga Leon.

Dia pun memberi alamat Apartemen Amel, Mike menggendong tubuh Amel menuju kamarnya.

Kini dia menatap Amel yang tak sadarkan diri di atas tempat tidur karena ulahnya, tidak itu karena aki-aki licik yang memberinya obat perangsang dan membuat dia melampiaskan pada Amel.

Married with Mr.Gay (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang