Bab 38

446 27 0
                                    

Di perusahaan VR crop, Amel merenggangkan pinggangnya yang pegal karena lembur.

Baru seminggu Amel bekerja sebagai sekretaris di sudah di sibukan dengan berbagai pekerjaan dan tumpukan berkas bahkan dia juga harus lembur.

"Pegel banget." keluhnya sambil meminum kopi, dia kembali mengerjakan pekerjaannya.

Memang tak mudah jika ingin hidup tenang dikota metropolitan seperti ini.

"Kamu belum pulang?' tanya assisten Ceo.

"Belum pak." sahutnya.

"Pulang aja ini udah malam, kerjanya besok lagi aja. Gak baik anak gadis pulang malam." ucapnya menasehati.

"Iya pak Rio." sahutnya. Pak Rio ini sudah paruh baya, dia juga sangat baik pada semua bawahannya. Dia juga sangat ke bapaan karena memang sudah bapak-bapak.

Amel melihat jam tangannya yang ternyata sudah jam sepuluh, Dia merapihkan meja kerjanya lalu mengambil tasnya untuk pulang.

Sepanjang lorong, dia terus saja mengusap tengkuknya.

"Gaya banget gue lembur ampe malam kaya gini.' ucapnya mengidik, dia terus saja melirik kanan kiri. Apalagi semua karyawan sudah pada pulang lampu-lampu juga sudah di matikan.

tak

tak

tak

Mata Amel langsung membulat mendengar suara langkah yang berjalan mendekatinya, dengan nafas yang memburu sambil memeluk tasnya dia langsung berlari kencang sambil berteriak.

"Aaaargghhhh hantu."

Sedangkan orang yang ada di belakang Amel langsung menengok kanan kiri bingung karena Amel malah lari sambil berteriak.

"Dia kenapa?"

****

Pagi harinya di rumah sakit, Rizal begitu telaten menyuapi Gina. Padahal kondisi Gina sudah bisa di katakan baik-baik saja.

"Aku bisa sendiri Mas." tolaknya.

"Biar aku aja, kamu cukup buka mulut, kunyah dan telan." titahnya.

"Beneran Mas, aku bisa makan sendiri."

"Aaaaa." Rizal seakan tidak mendengar ucapan Gina, dia malah menyodorkan nasi yang sudah dia isi dengan makanan.

Terpaksa Gina membuka mulutnya, Rizal dengan telaten menyuapi Gina sampai makanan itu habis.

"Sekarang kamu minum obatny." Rizal menyodorkan beberapa vitamin untuk Gina.

"Makasih Mas." sahutnya.

Tok

tok

"Selamat pagi Bu Gina." Sapa sang dokter yang sedang visit, tak lama perawat membawa beberapa alat untuk memeriksa kandung Gina.

"Pagi dok." sahutnya

"Sudah sarapan?" tanyanya.

"Sudah dok."

"Oke bagus." Dokter pun memeriksa Gina, mengecek tensinya.

"Hari ini kita periksa babynya Bu Gina." jelasnya, alat yang akan di gunakan pun sudah siap.

"Maaf Bu, di buka sedikit bajunya." Gina langsung menyingkapkan piyamanya. Dokter langsung menuangkan Gel di perut Gina.

Layar monitor langsung memperlihatkan janin yang ada di perut Gina.

"Wah bayinya senang sekali, mungkin Ibu habis sarapan jadi aktif banget." ucapnya.

Gina dan Rizal tak berbicara, mereka hanya menatap layar monitor dengan perasaan haru melihat anak mereka sudah tumbuh dengan baik di rahim Gina.

Married with Mr.Gay (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang