Sara sudah kembali ke aktivitas sebagai mahasiswi, begitu pun dengan Leon.
Sara yang sedang menunggu Amel pun hanya terdiam di kantin kampus, sangat membosankan memang menunggu membuat siapa saja kesal.
"Sendiri aja, biasanya kaya upin ipin."
"Eh Ri, iya Amelnya belum berangkat."
"Gimana skripsi kamu?" tanya Ari.
"Masih nyari dosen pembimbingnya."
"Ohh iya. Emmm Minggu depan anak-anak mau mendaki, kamu mau ikut gak?" ajaknya.
"Kemana?"
"rencananya mau ke yang deket-deket aja biar gak terlalu makan waktu tapi bisa hilangin setres."
"Emmm minggu depan ya, nanti deh aku kabarin kalau mau ikut."
"Eh duluan ya, kayanya dosennya udah mau masuk kelas deh." Sara pun membereskan barang-barangnya lalu beranjak dari sana.
Ari memandang Sara yang semakin menjauh sebelum dia ikut juga beranjak.
***
Sara menatap rumahnya yang luas, suasana begitu hening hanya pembantu yang sibuk dengan pekerjaannya.
Setelah masa cuti selesai Leon kembali pada aktivitasnya, begitu pun dirinya.
Leon sangat sibuk, dia hanya bertemu Leon saat pagi dan saat akan tidur saja.
Sara bahkan bingung gimana caranya membantu Leon agar kembali normal kalau keduanya sama-sama lelah dengan aktivitas sehari-hari. Apalagi dirinya harus menyusun skripsi."Rumah sebesar ini benar-benar seperti penjara, tidak ada kehidupan yang menyenangkan. Apa aku undang teman-temanku saja ya."
"Tapi kan temanku cuman Amel."
"Tau ah kesel." Sara pun mengambil cemilan dikulkas, ternyata di sana sangat banyak cemilan.
Mata Sara langsung berbinar, dia mengambil cemilan itu setelahnya dia langsung menuju kamarnya untuk mengambil laptop.
"Sepertinya menonton drama korea cocok deh."
Sara langsung mencari film incarannya, sungguh membuat orang lupa diri. Sudah di fasilitas, nonton, nyemil, nyantai, uang tidak perlu lagi pusing harus di cari. Nikmat yang sesungguhnya.
"Apa yang sedang kau lakukan di siang hari begini?" suara Briton membuat Sara langsung terbangun dari sofa.
"Tumben sudah pulang?" tanya Sara sambil membuntuti Leon yang masuk keruang kerja.
"Mau ambil berkas."
"Oh iya Aku boleh minta izin gak?"
"Izin apa?" tanyanya sambil terus sibuk membereskan berkas yang tertinggal.
"Oh iya kamu makan duluan saja, Aku akan pulang larut lagi."
"Hemm."
"Oh iya kamu mau izin apa?"
"Oh itu, Aku mau ikut camping boleh?"
"Sama siapa?'
"Sama teman-temanku, acaranya minggu depan."
"Oh ya sudah, nanti Aku transfer buat beli kebutuhanmu." ucapnya sambil pergi begitu saja dari ruang kerjanya.
Sara masih saja diam mematung di ruang kerja Leon, entah harus bersyukur atau mengeluh. Bersyukur karena Leon pekerja keras, dan mengeluh ternyata berumah tanga dengan laki-laki gay seperti Leon tidak semulus dan semudah ekspektasinya.
Sara kira dia akan mudah membuat Leon Normal kembali tapi nyatanya tidak semudah itu, apalagi kesibukan yang membuat tidak bisa leluasan menggoda suami gaynya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Mr.Gay (End)
Romance🚫Area 21+ anak dibawah umur harap mundur🚫 Tidak pernah Sara bayangkan dia harus bertemu laki-laki Asing yang menawarkan pekerjaan yang menurutnya tidak masuk akal, Yaitu menjadi istrinya. Sara yang saat itu sedang di landa putus asa karena takut...