Bab 21

822 46 1
                                    

Sara kini sedang menyiapkan baju untuk Leon, dia sudah seperti istri pada umumnya.

Apalagi waktu dua hari kemari membuat Sara senang dengan sikap Leon yang seperti berusaha untuk bisa dekat dengannya.

"Apa sudah selesai?" tanya Leon. Dia terpaksa harus keluar kota untuk mengecek proyeknya.

"Sudah ko."

"Kamu tidak apa-apa, Aku tinggal. Mending kamu ikut ajalah. "

"Nggak papa, pengennya sih gitu tapi Aku kangen sama ibu." manjanya.

Leon masih tidak melepaskan pelukannya pada Sara.

"Ayo cepatan Mike sudah menunggu." tapi sepertinya Leon enggan meninggalkan istri kecilnya ini.

"Aku berangkat ya, kalau bosan ajak teman-temanmu saja main ke rumah."

"Mamangnya boleh?" tanyanya dengan wajah berbinar.

"Tentu saja, ini jugakan rumahmu jadi kamu bebas."

"Ya sudah aku berangkat ya." Sara pun ikut mengantarkan Leon sampai ke depan.

Mike membantu membawa koper Tuaannya. Saat akan memasuki mobil, Leon malah berlari menghampiri Sara seakan tak rela harus berpisah.

Dia langsung melumat bibir istrinya tanpa perduli dengan pembantu dan bodyguard yang menjaga rumahnya.

"Aku berangkat." Sara terkekeh melihat tingkah Suaminya, padahal dulu Leon sangat cuek. Boro-boro pamit bahkan berangkat kerja pun Sara tak tau.

***

Leon baru sampai Palembang, dia langsung melihat gedung yang sedang di bangun untuk pabrik tekstil.

Cuaca yang sangat panas menyoroti wajahnya yang putih hingga berubah menjadi merah.

Mike sebagai assisten terus saja membuntuti Leon, kemana pun laki-laki itu berjalan.

"Mike, tolong kosongkan jadwalku setelah ini."

"Tapi Tuan, Anda memiliki meeting penting dengan beberapa investor luar negri."

Leon menghentikan langkahnya, dia menatap tajam Mike.

"Baik Tuan, akan Saya urus." ucap Mike seakan tau kalau Leon tak mau di bantah.

Leon pun memutuskan untuk kembali ke hotel, karena cuaca yang panas membuatnya tak nyaman.

***

Sedangkan Sara dan kedua sahabatnya sudah berada dirumah sakit.

Tidak ada perubahan atau perkembangan pada Ibu Sara, begitu banyak alat penopang hidup yang terpasang di tubuhnya.

"Gue keluar dulu ya." Sara tidak sanggup melihat Ibunya pun memutuskan untuk keluar dari ruangan Ibunya.

Gina yang melihat itu pun mengikuti Sara keluar.
Gina dapat melihat kalau Sara sedang menangis tak bersuara, dia duduk di samping Sara lalu memeluknya.

Awalnya Sara kaget tapi dia pun menumpahkan segala kesedihannya.

"Sabar ya Ra,."

"Makasih ya Gin."

Amel yang baru saja keluar pun ikut memeluk Sara.

Setelah menemui dokter, Sara pun memutuskan untuk pulang.

Rumahnya sangat sepi, padahal beberapa hari lalu dia menghabiskan waktu berdua bersama suaminya.

"Sudah pulang Nya, mau saya ambilkan minum?"

"Nggak usah bi, aku mau istirahat saja cape banget." Sara pun menaiki tangga meninggalkan surti.

Kenapa dia jadi rindu pada suaminya sih, baru pagi Leon berangkat tapi rasanya lama sekali.

Married with Mr.Gay (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang