Bab 41.

368 26 1
                                    

"Tuan laporan yang Anda minta sudah siap, apa mau saya kirimkan lewat email?' tanyanya melalui sambungan telepon.

"Tidak perlu nanti siang saya ke kantor." sahutnya.

"Baik Tuan." Sambungan pun terputus, Mike kembali berkutat dengan laptopny sejak dua bulan lalu Mike kembali ke perusahaan pusat, tak lupa dia juga meminta HRD untuk memutasi Amel ke pusat.

Lihatlah gadis itu selalu memberengut, padahal dia tidak melakukan apapun tapi Amel selalu kesal padanya.

"Pak Saya ini buka sekretaris plus-plus ya, bisa gak sih kasih saya pekerjaan. Saya bosan hanya diam begitu." cerocosnya kesal.

Kenapa Mike malah menyuruhnya pindah ke pusat padahal di sini sekretarisnya sudah ada dua, Amel sudah seperti Istri yang memantau kerja suaminya.

"Kamu tuh bisa diam gak bisa, saya kasih enak gak mau." sahutnya.

"Tau ah saya kesal." sahutnya sambil meninggalkan ruangan.

Mike terkekeh geli melihat Amel, entah kenapa dia sangat suka melihat Amel marah. Menurutnya Amel sangat seksi saat marah.

Mike melihat pekerjaan tanpa mengejar Amel, matanya mengerut saat tiba-tiba saja rekeman pemantau Andrew blur dan langsung tak bergambar.

"Ada apa ini?" paniknya, dia kembali memperbaiki semuanya tapi tidak bisa, bahkan laptopnya ngehang tak berfungsi.

"Sial, sepertinya dia sudah tau." Mike pun menghubungi bagian IT untuk memperbaiki semua ini tak lupa Mike juga memberitahukan semuanya kepada Leon.

***

"Yuhuu Mammy paling cantik datang." teriaknya sambil menyeret koper.

Leon mendelik melihat Mammynya yang seperti Abg itu, kalau bisa di katakan Mammy penghabis uang sesungguhnya.

Dia bahkan bulak bali Indonesia-amerika seminggu sekali, Leon sangat ingat saat dirinya pulang bulan madu 2 bulan lalu, Mammynya yang baru saja pulang satu minggu lalu langsung kembali ke Indonesia.

Leon sudah rapih dengan jas kerjanya, berniat hati berangkat siang kini dia harus berangkat setelah sarapan karena Mike kembali menghubunginya.

"Halo mammyku Sayang." sapa Leon sambil memeluk Monica.

"Ck dasar anak dajal, manis pas ada maunya saja." ucap Monica seperti tau apa yang di inginkan anaknya.

"Hahaha Mammy si paling pengertian." sahutnya.

"Aku titip Sara ya sebentar, Aku ada kerjaan mendadak." ucapnya. Leon memang jarang masuk kerja setelah kandungan Sara semakin besar, selain karena dia takut Andrew datang dan menganggu Sara. Leon jug khawatir pada istrinya, apalagi Sara hamil anak kembar.

"Yasudah sana cari uang yang banyak bukan ngintilin istri terus, untung istri kamu gak setres punya suami kaya kamu." judesnya.

"Ya sudah aku pamit ya Sayang, nanti kalau butuh apa-apa hibungi aku ya." ucapnya sambil mengecup kening Sara.

"Iya Mas hati-hati di jalannya."

"Ayo Mih, Sara lagi sarapan Mammy pasti laparkan setelah perjalanan jauh." ajaknya.

"Kamu memang mantu terdebes tau aja Mammy lagi lapar." sahutnya.

"Wah enak sekali ini." Monica langsung mengambil piring dan beberapa lauk yang tersedia di meja lalu langsung melahapnya.

"Kamu tau Sayang, Mammy harus pura-pura ke toilet biar bisa kesini." ucapnya sambil terkekeh, mulut Monica penuh dengan makanan.

Sara Terbengong tak percaya dengan penuturan mertuanya ini, dia yakin Pappy mertuanya akan  menelponnya karena istrinya kembali kabur.

Married with Mr.Gay (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang