Malam semakin pekat, hujan tak kunjung berhenti bahkan suara guntur masih saja terdengar.
Amel terus bulak balik mengganti kompres Aydan yang sedang demam.
Demannya tak kunjung turun, membuat Amel frustasi."Masih belum juga turun,Nak?" tanya Santi sambil mengecek suhu tubuh Aydan.
"Belum Bu."
"Aku punya Papah! kenapa kalian terus berkata seperti itu." gumam Aydan dalam tidurnya, bahkan air matanya kini merembes keluar.
Amel mematung, tubuhnya terasa sangat kaku.
Apa selama ini Aydan mendapat pembullyan karena tak memiliki Ayah.
Tapi siapa yang melakukan itu, kenapa anak-anak seusia Aydan bisa membully teman seusianya."Bu, apa di sekolah Aydan ada yang suka berkata yang tidak-tidak?" tanyanya.
"Iyaa, malah sering. Ibu-ibu yang mengantarkan anak mereka selalu melarang anaknya untuk bermain dengan Aydan karena dia tak punya Ayah." jelasnya sambil menunduk.
Amel menyandarkan tubuhnya di kursi, bagaimana bisa orang-orang itu berkata sangat jahat pada anak sekecil Aydan.
"Besok biar Amel yang mengantar Aydan sekolah Bu." ucapnya.
"Iya Nak."
Amel tertidur di samping Aydan, dia memeluk anaknya.
***
Keesokan harinya Amel mengantarkan Aydan sekolah sesuai janjinya,
"Ayo Sayang kita berangkat." Ucap Amel.
"Asikk di antar Mamah." sahut Aydan semangat, dia langsung memakai helmnya dan duduk di belakang Amel.
Amel melajukan motornya, dia dan Aydan bernyanyi riang.
Amel memeluk tangan kecil Aydan saat dia berhenti di lampu merah, dia terus saja mengecup tangan mungil.
"Haha mamah geli."
"Oh ya," bukannya berhenti Amel terus saja mengecup tangan Aydan. Suara canda mereka membuat seseorang mengalihkan pandangannya menatap mereka.
Ada rasa penasaran yang sangat teramat, saat orang yang dia hancurkan 6 tahun lalu itu sedang bergurau dengan anak kecil.
"Mamah lihat mobil hitam itu sangat bagus." tunjuknya sambil menoleh, Amel yang masih tersenyum langsung mengikuti arah tunjuk Aydan tapi perlahan senyuman itu luntur saat tau siapa pemilik mobil itu.
Deg..
Jantung Mike terpompa sangat kencang saat bocah kecil yang bersama Amel itu menoleh, mata, hidup, bibir bahkan wajah bocah itu sangat mirip dengannya.
Apa Amel hamil dan melahirkan Anaknya?
Lamunan Mike buyar saat suara klakson belakang mobilnya terus saja nyaring, dan motor Amel pun sudah tidak ada.
Mike harus meminta penjelasan pada Amel tentang 6 tahun setelah dirinya pergi dan menetap di Palembang.
***
"Ohh ini ya Ibunya." sindir seseorang saat melihat Amel masuk dengan Aydan.
"Maaf Ibu bicara dengan Saya?" tanyanya, membuat wanita tadi langsung mencibikkan bibirnya.
"Ckk dasar wanita murahan, hamil di luar nikah gak tau siapa laki-lakinya lagi." cibirnya.
Aydan memeluk kaki Amel dengan erat, rasa takut terus saja Aydan rasakan bahkan rasa semangat dalam belajar berkurang.
Aydan juga tak jarang merengek tak mau sekolah, dia selalu di hina ibu-ibu dan di bully oleh anak Ibu tersebut.
"Sayang kamu masuk kedalam kelas dulu ya." ucap Amel lembut, tak lupa dia mengusap kepala Aydan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Mr.Gay (End)
Romance🚫Area 21+ anak dibawah umur harap mundur🚫 Tidak pernah Sara bayangkan dia harus bertemu laki-laki Asing yang menawarkan pekerjaan yang menurutnya tidak masuk akal, Yaitu menjadi istrinya. Sara yang saat itu sedang di landa putus asa karena takut...