Bab 24

740 51 0
                                    

Sara kini sudah di perbolehkan pulang, dengan hati-hati Leon memapah Sara.

"Om, aku tuh bisa jalan sendiri gak usah kaya gini." keluhnya saat Leon memapahnya seperti neneknya yang mau menyebrang.

"Kamu tuh baru pulih jadi nurut oke."

"Ini rumah siapa? kenapa om bawa aku kesini, om mau nyulik aku ya." Sara yang kembali jadi gadis 17 tahun pun sedikit ketakutan saat Leon membawanya ke rumah mewah.

Leon menghela nafas, kenapa istrinya malah jadi seperti remaja yang di bawa om-om. Padahal dia dan Sara hanya beda 15 tahun.

"Sayang kita ini sudah menikah." ucap Leon menahan kesalnya, dia sudah beberapa kali mengatakan itu tapi Sara seakan lupa dan terus saja bertanya hal yang sama membuat Leon harus sabar menjawabnya.

"Oh iya ya, aku lupa padahal aku baru 17 tahun, ko udah nikah ya. Apa di jodohin kaya novel yang suka aku baca itu, guruku suamiku." gumamnya.

Leon pun mengajak Sara ke kamar.

"Om kita mau ngapain ke kamar, jangan macem-macem om aku tuh masih di bawah umur, meskipun kita udah nikah tapi kan aku masih sekolah."

Leon memijat keningnya pusing, rasanya dia ingin membunuh Clay yang sudah membuat istrinya seperti ini dan membuat dirinya kesulitan.

"Kamu istirahat saja ya, nanti ada pembantu yang akan membawa makanan." lebih baik Leon mengerjakan pekerjaannya dari pada harus di hadapkan dengan Sara yang kembali remaja ini.

Setelah kepergian Leon Sara langsung merebahkan tubuhnya yang memang masih lemas.

"Lemes banget."

"Hihi ko aku bisa sih udah nikah aja," kekehnya.

" Ibu sama Ayah malah nikahi aku sama om-om lagi. Gak kasian apa sama aku, gimana kalau aku mati pas malam pertama, aduh aku harus tanya Sarah. Diakan udah pernah gituan." Sara langsung mencari kontak teman SMAnya tapi tidak ada karena Sara lupa kalau Sarah sudah meninggal.

"Ko gak ada ya." Sara pun mencari di google tentang malam pertama, dia bahkan lupa pernah berhubungan badan dengan Leon. Sara menganggap dirinya masi remaja 17 tahun yang masih gadis, dia lupa kalau Ayahnya sudah meninggal dan Ibunya koma.

"Ini siapa sih hubungi aku terus dari kemari, Gina? Amel? emang aku punya temen yang namanya ini ya?" Sara berusaha mengingat-ingat, tapi bukan ingat dia malah merasakan sakit di kepalanya.

"Awww aduh kepala aku sakit banget." Sara yang merasa sakit pun tak sadarkan diri dengan hp yang terus saja berdering .

Pembantu yang membawa makanan terus saja mengetuk pintu kamar tapi tidak ada sahutan hingga membuat Leon yang berada di samping kamar pun merasa terganggu.

"Ada apa Bi?"

"Maaf Tuan, dari tadi saya ketuk tapi Nyonya tidak membuka pintunya bahkan saya sudah manggil-manggil tidak nyaut." Leon yang pusing pun sedikit emosi.

"Kamukan bisa masuk, kamu tuh bikin saya tambah pusing saja." marahnya.

"Maaf Tuan."

Leon kembali ke ruang kerjanya tapi dia kembali harus memijat keningnya yang pusing karena suara teriakan.

"Tuan."

"Tuan."

"Ada apa lagi sih bi."

"Itu Nyonya."

"Kenapa dengan dia?"

"Nyonya pingsan." Leon yang mendengar itu pun langsung beranjak dari kersi kerjanya, dia sedikit berlari menuju kamarnya.

Married with Mr.Gay (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang