Setelah mengurus biaya administrasi dan surat-surat untuk penanggung jawab Bryan, Ramadan pun bergegas berjalan menuju ruangan UGD untuk memberikan struk kepada suster yang berada di ruangan tersebut, agar Bryan segera ditindak lanjuti.
Sesampainya di sana terlihat Zein, Bella dan Novi sedang menangis, sedangkan Dita hanya memeluk Novi dan Bella bertujuan untuk menenangkan mereka berdua.
Ramadan masuk ke dalam ruangan tersebut dan memberikan struk administrasi kepada suster yang menjaga ruang UGD, setelah memberikan struk tersebut lalu Ramadan berkata.
"Sus, saya mohon banget ya, saya minta tolong kepada kalian untuk segera menindak lanjuti proses ini" Ucap Ramadhan memohon kepada suster dan dokter yang berada di ruangan tersebut.
"Baik Pak, saya akan berusaha semaksimal mungkin, untuk kebaikan dan keinginan kita bersama" Jawab Dokter dan suster tersebut.
Setelah mendapat jawaban dari suster dan dokter tersebut, Ramadhan pun keluar ruangan dan berkumpul bersama teman-temannya.
"Gimana Ram, udah diurus apa belum?" Tanya Rey.
"Lagi diurus ini, Bryan mau dibawa ke ruang operasi" Jawab Ramadhan.
"Oh yaudah, kita tunggu aja" Saut Dita.
5 jam kemudian...............
Setelah menunggu begitu lama, keluarlah seorang dokter dari ruangan UGD tersebut dan mengatakan.
"Bapak Ramadan" Ucap Dokter tersebut.
Ramadan lalu menghampiri dokter tersebut.
"Ya dokter, dengan saya sendiri" Jawab Ramadhan.
"Alhamdulillah, Bapak Bryan bisa terselamatkan, sekarang dia berada di ruang rawat inap sesuai dengan keinginan bapak Ramadhan, keinginan dan pembayaran Bapak Ramadhan yang ingin Bapak Bryan dirawat di ruang VVIP, kami dari pihak rumah sakit sudah menempatkan Bapak Bryan di ruang VVIP nomor 27 di lantai 3 ya pak. Bapak bisa ke sana untuk beristirahat ataupun menunggu orang tua Bapak Bryan" Jelas Dokter tersebut.
"Baik Dokter, terima kasih. Terima kasih sudah membantu saudara saya, saya pamit dulu Dokter. Saya akan mengunjungi kamar Bryan sekarang juga" Ucap Ramadhan.
"Baik pak, sama-sama" Jawab Dokter tersebut.
Sesudah berbincang-bincang dengan dokter tersebut dan mendapatkan kabar baik bahwa Bryan sudah dipindahkan ke ruang inap, Ramadan lalu menghampiri teman-temannya dan berkata
"Syukurlah, Bryan udah dipindahin ke ruang inap, jadi kita nggak sia-sia nunggu di sini" Ucap Ramadhan.
"Alhamdulillah" Saut Zein.
"SYUKURLAH, ayo kita ke sana" Ucap Novi.
"Ya udah, kita ke sana. Kita lihat dulu kamarnya kalau memang kamar VVIPnya cukup luas dan tidak menggangu proses perawatan Bryan, kalian bisa istirahat di sana, kalo udah di sana salah satu dari kita keluar untuk beli makanan buat kita-kita orang" Jelas Ramadhan.
"Ya udah ayo jalan" Ucap Bella.
Mereka berjalan dan mencari lift, Ramadan, Bella, Novi, Dita, Rey dan Zein pun mencari lift, setelah menemukannya mereka masuk dan menuju kamar Bryan.
Sesampainya di depan kamar ruang inap milik Bryan, Ramadhan pun membuka pintu tersebut dan terlihat Bryan sedang terbujur kaku di tempat tidur, terlihat banyak alat-alat di seluruh tubuhnya.
"Ruangannya cukup lebar juga. Ayo masuk" Ucap Ramadhan.
Mereka pun duduk dan beristirahat di ruang khusus tamu, sedangkan Novi langsung berlari memeluk Brian dan menangis di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAR (21+)
Подростковая литератураCERITANYA SUDAH TAMAT YA, KELANJUTANNYA ADA DI BUKU KEDUA INSTAGRAM: @baydiprtm_