Bel pun berbunyi tanda istirahat telah selesai , akhirnya Bryan dan Bella pun beranjak pergi meninggalkan kantin untuk ke kelas masing masing.
Lain cerita dengan Novi , Novi pun masih merasa kesal dengan apa yang terjadi tadi pagi. Dia pun di dalam kelas merasa kesal dengan kejadian tersebut , karena terliat raut wajah yang begitu kesal akhirnya teman dekat Novi bernama Dita mencoba bertanya apa yang sudah terjadi kepadanya.
"Hai , kamu kenapa ko keliatan kesel banget si? Kalo ada masalah cerita aja ke aku , aku siap ko dengerin" ujar Dita mencoba untuk menenangkan perasaan Novi.
"Kamu tau ga si dit , tadi pagi aku kesel banget tau. Makannya aku tadi telat jadi dihukum deh sama guru" ujar Novi merasa kesal dan mencoba untuk menjelaskan semuanya.
"Iya kamu cerita dulu jangan marah marah , tenang dulu" ujar Dita
" Iya , aku tadikan berangkat naik metrominikan terus aku duduk dipaling belakang sama cowo. Tiba tiba metromini itu ada yang nyerang pokoknya pecah semua deh itu kacanya , terus aku di ajak lari sama cowo yang duduk dibelakang sama aku dengan alasan nyelametin aku padahal mah aku gak kenapa napa yaudah deh aku tampar aja itu cowo karena aku marah banget sama dia , gara gara dia aku telatkan jadi kena hukuman deh sama ibu guru". Ujar Novi mencoba menjelaskan kepada Dita.
"Mungkin niat cowo itu emang bener mau nyelametin kamu kali , kamu jangan berprasangka buruk dulu sama dia"ujar Dita
"Ihhhhhh.....ko kamu malah belain dia si! Udah tau aku telat gara gara dia" ujar Novi marah kepada Dita.
" Yaudah deh aku minta maaf" ujar Dita sambil memeluk Novi.
" kamu nanti pulang sekolah ada acara nggak? kalau misalkan nggak Aku mau ngajak kamu nih" ujar Dita
" mmmm.....kayaknya enggak ada deh Emang kamu mau kemana?" Ujar Novi penasaraan dengan ajakan Dita.
" Aku mau ke toko buku nanti , selesai dari toko buku aku mau ngajak kamu ke kafe. Kafe nya sih sederhana tapi enak loh menunya" ujar Dita
"Yaudah deh , nanti pulang sekolah ya" ujar Novi
Setelah sepulang sekolah akhirnya Dita bersama Novi pergi ke sebuah toko buku daerah ternama di kota tersebut.
" Bagus ya buku-bukunya aku jadi pengen" ujar Novi setelah melihat buku buku tersebut.
" Iya emang makanya aku ngajak kamu ke sini. Siapa tahu kamu mau beli karena emang di sini bukunya tuh bagus bagus banget " ujar Dita menyakinkan Novi.
" Nanti dulu deh soalnya tabunganku belum cukup" ujar Novi.
" Ya udah kalau gitu aku ke kasir dulu ya , aku mau bayar bukunya nanti abis ini kita ke kafe yang aku bilang tadi" kata Dita berjalan menuju kasir.
Setelah selesai membeli buku akhirnya Dita pun beranjak menuju ke kafe tersebut dan tidak sengaja melihat keramaian dijalan menuju kafe tersebut.
" Dita itu apa ya kok rame banget sih segala ada polisi juga" kata Novi penasaran dengan kejadian tersebut.
" Ahhh itu kayaknya sekolah sebelah deh , berantem biasa emang kerjaannya berantem mulu "
" Maksud kamu berantem itu gimana sih " Novi bertanya kepada dita.
" Iya kan sekolah kita engga jauh dari sini dan kebetulan di sini tuh ada sekolah yang terkenal banget sama berantemnya yaa , jadi kalo banyak polisi di depan udah ga heran lagi " Dita mencoba menjelaskan kepada Novi
" Kok bisa ya orang sekolah buat cari ilmu dia malah cari musuh "
" Ya biasalah zaman sekarang mungkin kalau nggak berantem nggak keren " Dita menjawab.
" Ya udah ayo ke cafe , aku males ngelihat orang berantem berantem gitu "
" Eh tapi pemimpin sekolah itu orangnya ganteng loh " kata Dita mencoba memberitahu Novi
" aku nggak peduli mau dia ganteng kek , atau apa kek , kalau dia suka berantem Aku paling nggak suka " ujar Novi
"Ga boleh begitu , benci bisa menimbulkan perasaan cinta lho " Dita mencoba meledek Novi.
" Ihhhh apaan sih , aku enggak mau deh kalau sama cowok-cowok berantem begitu " jawab Novi.
" Yaudah ayo ke cafe " mengajak Dita berjalan menuju cafe.
Novi dan Dita pun mengarah ke kafe tersebut , setelah sampai di cafe tersebut akhirnya Dita pun memesan sebuah makanan dan minuman karena bosan sekali menunggu dita yang lama sekali memesan makanan. Novi pun keluar dari cafe tersebut untuk melihat-lihat suasana disekitar cafe , tak sengaja Novi melihat sesosok pria tertangkap oleh polisi. Tak lama kemudian Dita pun menghampiri Novi.
" kamu ngapain di luar aku cariin taunya di luar " Dita berbicara dengan Novi
" eh Dit , kamu lihat nggak itu , itu kan cowok yang tadi pagi ngajak aku lari " ujar Novi berbicara dengan Dita.
" Yang mana sih?" Ujar Dita penasaraan dengan perkataan Novi.
" Itu loh yang lagi diborgol tangannya sama polisi , masa kamu nggak ngeliat sih " Novi mencoba menjelaskan kepada Dita bahwa cowo tersebut benar benar seseorang yang mengajaknya berlari tadi pagi.
" Oh yang itu , itu kan pemimpin dari sekolahan itu. Ko bisa-bisanya sih kamu sama dia " Dita mencoba memberitahu kepada Novi bahwa cowo tersebut adalah pemimpin dari sekolah yang terkenal dengan berantamnya.
" Ya aku kan enggak tahu kalau dia tuh cowok ngeselin itu " Novi menjawab pertanyaan Dita.
" Ya udah ayo makan aja , ngapain sih ngurusin dia lagi pula nggak penting juga" ujar Dita mengajak Novi memasuki Cafe tersebut.
" Lahiya juga ya ngapain aku ngurusin dia biarin aja cowok nakal kan pasti ada akibatnya " ujar Novi.
Selesai makan akhirnya Dita dan Novi pun beranjak pulang , mereka saling berpisah jurusan transportasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAR (21+)
Teen FictionCERITANYA SUDAH TAMAT YA, KELANJUTANNYA ADA DI BUKU KEDUA INSTAGRAM: @baydiprtm_