+62821******** : Hari ini libur, gue ada urusan. Jangan datang ke rumah. Mbak Nur yang rawat peliharaan gue hari ini.
Mika berdiri di koridor sekolah dengan ponsel di tangannya. Melihat kontak yang tak di kenal dan isi pesan itu, Mika langsung tahu kalo pengirimnya adalah Arki. Beruntungnya hari ini Mika libur kerja sebagai Petsitter, dan bisa menikmati waktunya untuk jalan-jalan sendirian.
Sebelum mematikan ponselnya, Mika menyimpan kontak Arki dengan nama 'Si Emosian'. Nama itu yang pantas untuk Arki yang temperamental. Apapun masalah Arki, diselesaikannya dengan emosi. Itu yang pas untuk slogan hidup Arki.
Mika bergegas ke parkiran. Namun, matanya tak sengaja melihat motor Arki yang masih nangkring di samping sepedanya. Katanya ada urusan, tapi cowok itu masih ada di sekolah. Sesaat kemudian, Mika langsung tahu urusan Arki apa ketika melihat siswa yang memakai seragam olahraga Basket SMA Garwana.
Sementara di tempat lain, Arki tengah sibuk di ruang ganti. Ia berdiri di depan lokernya sambil bercermin di balik pintu loker. Di sampingnya ada Nevan yang melakukan hal sama. Mereka memasang headband masing-masing dan merapikan rambutnya.
"Van," panggil Arki.
"Oyy?" sahut Nevan.
"Gue akhir-akhir ini kayaknya sakit deh."
"Sakit kenapa lo?"
"Irama jantung gue suka tiba-tiba kerasa jelas gitu."
Nevan yang mulai tertarik dengan obrolan itu, lantas menutup pintu lokernya dan menghadap langsung pada Arki. "Dari kapan jantung lo kayak gitu?"
"Eee ...." Arki mengangkat bola matanya untuk berpikir. "Kemarin, kerasa jelas banget."
"Itu kejadian pas lo lagi ngapain?" Nevan terus bertanya bak wartawan yang alih profesi menjadi dokter.
"Kemarin gue ketemu Mika, gue main Basket di taman sama dia," jawab Arki dengan lempengnya.
Nevan menjentikkan jarinya di depan Arki dengan gemas. "Ini gejala, Bro!"
"Gejala apa? Gue sakit apa kira-kira, Van?" Raut wajah Arki jadi panik.
"Gejala tumbuhnya benih-benih cinta di hati lo buat Mika."
Plak!
"Argh! Goblok! Lo kenapa malah mukul gue, Anying!" Nevan meringis dan mengumpat saat Arki tiba-tiba menggeplak kepalanya.
"Ngomong sembarangan lagi gue ratain bibir lo!" ancam Arki sebelum berlalu begitu saja.
Nevan mengusap kepalanya yang masih terasa perih. Lalu, memandang punggung Arki yang mulai menghilang dengan perasaan tak percaya. "Kok gue kuat temenan sama orang gila ya?"
"Udah jelas keliatan dari matanya kalo dia suka sama Mika. Makin ngelak makin kesiksa lu, Ki! Rasain nanti!" rutuk Nevan.
🌵🌵🌵
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
Teen FictionGenre : Fiksi remaja, drama, romantis, angst. *** Mika percaya bahwa sesuatu yang ada di dunia ini tidak kekal. Termasuk kebahagiaan dan kesedihan. Maka dari itu, Mika selalu yakin kesedihannya pasti berlalu, dan tergantikan oleh kebahagiaan. Namun...