Sebagaimana kebiasaan Nevan yang kalo istirahat itu wajib sekali ke toilet dulu untuk buang hajat. Setelah merasa lega, Nevan berkaca untuk merapikan rambutnya yang acak-acakan lantaran kepalanya dibuat pusing oleh ulangan matematika tadi.
Nevan hendak keluar setelah menyelesaikan segala urusannya di tempat itu. Namun, ia menahan langkahnya saat mendengar suara seorang cowok yang tengah membicarakan Isvara di depan toilet pria.
"Gue deketin Isvara cuma buat mainin doang. Dia terlalu lugu, gue kurang suka."
"Tapi dia cantik, Bro. Lumayan kalo jadi cewek lo, gak malu-maluin buat diajak nongkrong."
"Gue bakalan manfaatin dia buat nafsu gue doang."
"Lo cuma nginjer badannya doang? Tapi emang lumayan sih."
Rahang Nevan mengeras dengan gemeletuk gigi yang bergesekan di dalamnya. Tangan mengepal sampai garis-garis uratnya terlihat. Nevan tak terima jika Isvara hanya dijadikan mainan oleh Rakhen. Padahal Isvara begitu antusias menceritakan Rakhen pada Nevan. Ya, cowok yang tengah merendahkan Isvara adalah Rakhen.
Karean sudah terlanjur dikuasai oleh emosi yang tak terkontrol, Nevan keluar dari toilet dan langsung manarik kerah Rakhen dengan kasar.
Bugh!
"Brengsek lo anjing!" Nevan langsung menonjok Rakhen sampai tersungkur ke lantai.
Rakhen yang tak terima akan aksi Nevan, lantas bangkit dan membalasnya dengan hal yang sama, tapi Nevan tak sampai tersungkur, ia hanya merunduk dan memegang rahangnya yang kena pukulan.
Semua orang yang ada di sekitar itu langsung membentuk kerumunan untuk melihat pergulatan Nevan dan Rakhen. Teman-teman Rakhen hendak memisahkan mereka karena khawatir terjadi masalah. Namun, Rakhen yang terlanjur emosi malah makin brutal melawan Nevan.
Nevan yang tak memiliki kemampuan lebih dalam bela diri hanya bisa bertahan dan sering kali kalah sampai tersungkur beberapa kali. Tekadnya terdorong oleh rasa tidak terima dengan Isvara yang Rakhen rendahkan.
"Isvara cewek baik-baik. Jangan lo rusak, Anjing!" Nevan menerjang Rakhen sampai tertindih olehnya di lantai.
Karena Nevan sedikit lengah, posisi mereka jadi berbalik. Kini Nevan yang di bawah, dan berkali-kali kena tonjokkan dari Rakhen. "Jangan jadi so pahlawan! Lo cuma jadi badutnya Isvara!"
"LO APA-APAAN, GOBLOK?!"
Arki tiba-tiba datang dan menarik seragam Rakhen dari belakang. Dan di saat itu juga Arki menonjok Rakhen sampai jatuh lagi ke lantai. Arki jelas tak terima temannya terus dipukuli. Makin tak terima lagi saat melihat wajah Nevan yang sudah babak belur.
"Berani-beraninya lo gebukin Nevan!" Arki menarik kerah baju Rakhen. Lalu, mendorong tubuh itu hingga menubruk dinding dengan keras.
Namun, Rakhen tak memperlihatkan kesakitannya. Ia malah tertawa renyah dalam cengkraman tangan Arki yang lebih kuat darinya. "Pecundang! Lo pikir siapa disini yang mulai duluan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
Fiksi RemajaGenre : Fiksi remaja, drama, romantis, angst. *** Mika percaya bahwa sesuatu yang ada di dunia ini tidak kekal. Termasuk kebahagiaan dan kesedihan. Maka dari itu, Mika selalu yakin kesedihannya pasti berlalu, dan tergantikan oleh kebahagiaan. Namun...