1 : COD

222 29 5
                                    

Ada hewan kecil yang paling Mika benci di dunia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada hewan kecil yang paling Mika benci di dunia ini. Kecoa. Ya, gara-gara hewan itu hari pertama sekolahnya dibuat ketar-ketir. Hanya lewat saja, hewan itu sudah membuat keributan di dalam hidup Mika. Baru saja Mika membuat seorang Arki marah. Bahkan sangat marah karena kelihatannya cowok itu sedang berada dalam mood yang tidak baik. Makin buruk ketika minuman lemon tea mengenai wajahnya yang tampan itu.

Bukan hanya itu kesialannya, Mika mendadak terkenal karena kejadian setengah jam yang lalu. Banyak orang-orang yang mencibir, termasuk teman satu kelasnya yang belum ia kenal semua. Haruskah hidup tenang Mika di sekolah ini berakhir?

"Will, gimana dong? Gue gak berani masuk ke dalem." Mika mengeluh pada Willa yang ikut khawatir.

"Mendingan tunggu ada guru masuk, kita ikut masuk deh. Jadi, Arki nanti gak berani macem-macem sama lo," saran Willa, setidaknya guna meredakan kecemasan Mika akan dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, guru pelajaran sejarah tiba dengan buku tebal di tangannya. Melihat kedatangan guru tersebut, Mika ikut masuk ke dalam kelas. Matanya tak sengaja bertemu dengan sorot tajam milik Arki, dan sesegera mungkin Mika mengalihkan pandangannya dengan gelagapan. Bahkan sampai jam pelajaran berakhir pun, Mika tak bisa duduk tenang di tempatnya. Semenjak tadi, Mika merasa terus diawasi oleh sepasang mata, yang tak lain dan tak bukan sepasang mata tersebut adalah milik Arki. Ketika menyadari itu, Mika meneguk air ludahnya dengan kasar. Dirinya serasa dikuliti oleh tatapannya itu.

Ketegangan Mika makin menjadi saat Arki tiba-tiba bangkit dan menghampiri bangkunya. "Cuci baju gue!" Lelaki itu melemparkan seragamnya ke meja Mika, sehingga di badan cowok itu hanya menyisakan kaos putih yang agak ketat.

"Ba-bajunya dicuci sekarang?" tanya Mika dengan gagap.

Arki melirik jam tangannya sendiri. "Gue buru-buru. Bersyukur lo hari ini bebas dari gue. Bawa baju gue besok. Awas aja kalo lupa!" ancamnya. Kemudian, Arki menyampirkan ransel hitam di bahunya dan keluar kelas dengan tergesa. Memang sudah waktunya pulang, tapi Mika masih kebingungan sendiri di tempatnya.

"Mika!" tegur Willa yang menepuk bahunya. "Ayo pulang! Lo harus istirahat karena besok lo harus siapin mental."

"Maksud lo apa, Will?" Kerutan heran terlihat di dahi Mika.

Willa tersenyum manis dan penuh arti, wajahnya mendadak ekspresif. "Arki gak sebaik itu cuma nyuruh lo cuci baju, Mika cantik."

Mika menghela napas kasar. "Jadi ketar-ketir gue belum usai ya, Will?"

"He'em. Semangat, mulai besok hari-hari lo bakalan lebih indah!"

🌵🌵🌵

"Woy! Ki! Mau kemana lo buru-buru?"

Seseorang baru saja menghampiri Arki di parkiran. Arki yang sudah memakai helm dan duduk di motor vespa toskanya lantas menoleh. "Gue mau COD dulu. Mau ikut gak lo?" ajaknya.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang