Sore ini, Mika ikut pulang ke rumah Willa untuk mempersiapkan diri agar nanti malam mereka bisa hadir dengan penampilan memukau. Ya, malam ini adalah puncak acara pentas seni SMA Garwana. Keseruan dari pagi sampai sore tak dapat mereka tampik. Bahkan acara tahun ini lebih meriah dari tahun kemarin. Maka dari itu, Mika dan Willa tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk terlihat cantik malam ini.
Willa memperlihatkan banyak gaun pada Mika di lemari pakaiannya. Lemari pakaian itu mungkin seperti ruangan yang ukurannya 5×5 meter, hampir sama ukuran dengan kamar Mika. Wajar saja, Willa memang terlahir dari keluarga yang berada, meskipun tampilan luarnya sederhana.
Mika berdecak kagum tatkala melihat berbagai macam model dress yang begitu cantik dengan warna-warna yang bermacam.
"Ini punya lo semua, Will?" tanya Mika.
Willa mengangguk. "Keluarga gue banyak acara. Jadi sering beli dress, dan dressnya itu cuma kepake sekali-sekali doang."
"Bagus-bagus banget, Will."
"Pilih aja mana yang lo suka, Mik. Gue ke bawah dulu ambil minum." Willa lekas pergi setelah berkata demikian tanpa menunggu respon Mika.
Mika sibuk memilih gaun yang cocok dengan tubuh rampingnya. Banyak pilihan sehingga ia kebingungan. Tak lama dari itu, matanya tertuju pada satu gaun berwarna navy yang digradasi dengan warna yang sedikit terang. Bagian roknya yang menjuntai ke bawah sedikit mengembang. Butiran gliter seolah sengaja ditaburkan untuk menghiasi bagian pinggang yang mengetat.
"Yang itu bagus, Mik. Kayaknya cocok deh di badan lo."
Willa kembali masuk ke kamar sambil menyangga nampan berisi minuman segar di tangannya. Lalu, meletakan minuman segar itu di meja sudut ruangan. Tak sengaja ia melihat Mika yang terus memperhatikan satu gaun yang tergantung cantik di lemari.
"Gak terlalu terbuka, Will?" Mika bertanya ragu. "Terlalu mewah juga deh kayaknya."
"Konsepnya kali ini luxury, Mik. Gue yakin pasti banyak yang pakai gaun yang jauh lebih mewah dari gaun-gaun ini." Willa mendekati Mika, dan mengambil gaun tersebut dari tempatnya. Lalu, diserahkan pada temannya. "Nih cobain. Lo harus terlihat cantik di depan Arki malem ini."
Willa berdiri sambil berlipat tangan, memperhatikan Mika yang tak kunjung bergerak untuk mencoba. "Ayo, cobain, Mik."
"Lo gak keluar dulu? Gue mau buka baju nih."
"Halah! Kita sama-sama cewek kali."
Mika memutar bola matanya sambil menelan ludah. "Tetep aja, Will. Ngeri banget deh gue dilihatin buka baju sama lo."
"Yaudah, oke. Gue keluar dulu, kalo udah, panggil gue ya?" Willa akhirnya mengalah, dan keluar dari ruang pakaian tersebut setelah mendapat anggukan dari Mika.
Mika mulai melepaskan seragamnya. Kemudian, ia memakai gaun tersebut dengan hati-hati. Namun, ia kesusahan saat menarik resleting di belakang tubuhnya. Bersamaan dengan itu Willa kembali masuk tanpa diduga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
Novela JuvenilGenre : Fiksi remaja, drama, romantis, angst. *** Mika percaya bahwa sesuatu yang ada di dunia ini tidak kekal. Termasuk kebahagiaan dan kesedihan. Maka dari itu, Mika selalu yakin kesedihannya pasti berlalu, dan tergantikan oleh kebahagiaan. Namun...